Senin, 11 April 2011

(SAKARATUL MAUT) MAUT DAN KEMATIAN

1. Kematian yang
paling mulia ialah
matinya para syuhada.
(Asysyihaab)
2. Tidak ada sesuatu
yang dialami anak
Adam dari apa yang
diciptakan Allah lebih
berat daripada
kematian. Baginya
kematian lebih ringan
daripada apa yang
akan dialaminya
sesudahnya. (HR.
Ahmad)
3. Perbanyaklah
mengingat kematian.
Seorang hamba yang
banyak mengingat mati
maka Allah akan
menghidupkan hatinya
dan diringankan
baginya akan sakitnya
kematian. (HR. Ad-
Dailami)
Penjelasan:
Dia mati dengan mudah
dan ringan pada saat
sakaratul maut.
4. Janganlah seorang
mati kecuali dia dalam
keadaan berbaik
sangka terhadap Allah.
(HR. Muslim)
5. Janganlah ada orang
yang menginginkan
mati karena kesusahan
yang dideritanya.
Apabila harus
melakukannya
hendaklah dia cukup
berkata, “Ya Allah,
tetap hidupkan aku
selama kehidupan itu
baik bagiku dan
wafatkanlah aku jika
kematian baik
untukku. ” (HR. Bukhari)
6. Cukuplah maut
sebagai pelajaran
(guru) dan keyakinan
sebagai kekayaan. (HR.
Ath-Thabrani)
7. Mati mendadak
suatu kesenangan bagi
seorang mukmin dan
penyesalan bagi orang
durhaka. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Artinya, seorang
mukmin sudah
mempunyai bekal dan
persiapan dalam
menghadapi maut
setiap saat, sedangkan
orang durhaka tidak.
8. Tuntunlah orang
yang menjelang wafat
dengan ucapan
Laailaaha illallah
(maksudnya, agar dia
mau meniru
mengucapkannya). (HR.
Muslim)
9. Tidak dibolehkan
bagi seorang wanita
yang beriman kepada
Allah dan hari akhir
berkabung atas suatu
kematian lebih dari
tiga malam, kecuali
terhadap kematian
suaminya, maka masa
berkabungnya empat
bulan dan sepuluh hari.
(HR. Bukhari dan
Muslim)
Penjelasan:
Kematian ayah, ibu,
saudara dan yang lain
selain suaminya, masa
berkabungnya tidak
boleh melebihi tiga
hari.
10. Seorang sahabat
bertanya, “Ya
Rasulullah, jenazah
orang kafir berlalu di
hadapan kami, apakah
kami perlu berdiri ?”
Nabi Saw segera
menjawab, “Ya,
berdirilah.
Sesungguhnya kamu
berdiri bukanlah untuk
menghormati mayitnya,
tetapi menghormati
yang merenggut
nyawa-nyawa.” (HR.
Ahmad)
11. Ada tiga perkara
yang mengikuti mayit
sesudah wafatnya,
yaitu keluarganya,
hartanya dan amalnya.
Yang dua kembali dan
yang satu tinggal
bersamanya. Yang
pulang kembali adalah
keluarga dan hartanya,
sedangkan yang tinggal
bersamanya adalah
amalnya. (HR. Bukhari
dan Muslim)
12. Seorang mayit
dalam kuburnya seperti
orang tenggelam yang
sedang minta
pertolongan. Dia
menanti-nanti doa
ayah, ibu, anak dan
kawan yang
terpercaya. Apabila
doa itu sampai
kepadanya baginya
lebih disukai dari dunia
berikut segala isinya.
Dan sesungguhnya
Allah ‘Azza wajalla
menyampaikan doa
penghuni dunia untuk
ahli kubur sebesar
gunung-gunung.
Adapun hadiah orang-
orang yang hidup
kepada orang-orang
mati ialah mohon
istighfar kepada Allah
untuk mereka dan
bersedekah atas nama
mereka. (HR. Ad-
Dailami)
13. Allah mencatat
ihsan (kebaikan) atas
segala sesuatu. Apabila
kamu membunuh
hewan maka bunuhlah
dengan cara yang baik
dan jika kamu
menyembelihnya
sembelihlah dengan
baik. Asahlah tajam
pisau potong dan
ringankan hewan
potongnya. (HR.
Muslim)
14. Janganlah kamu
mengagumi amal
seorang sehingga kamu
dapat menyaksikan
hasil akhir kerjanya
(amalnya). (HR.
Aththusi dan Ath-
Thabrani)
15. Apabila seorang
muslim wafat dan
jenazahnya dishalati
oleh empat puluh orang
yang tidak bersyirik
kepada Allah maka
Allah mengijinkan
syafaat (pertolongan)
oleh mereka baginya (si
mayit). (HR. Abu
Dawud)
16. Percepatlah
menghantar jenazah ke
kuburnya. Bila dia
seorang yang shaleh
maka kebaikanlah yang
kamu hantarkan
kepadanya dan bila
kebalikannya, maka
sesuatu keburukan
yang kamu tanggalkan
dari beban lehermu.
(HR. Bukhari)
17. Seorang mayit
dapat disiksa (kubur)
disebabkan tangisan
keluarganya.
(Mashabih Assunnah)
Penjelasan:
Hal tersebut terjadi
bila keluarganya
menangisi mayit
dengan berlebih-
lebihan dan berteriak-
teriak. Menangisi
dengan wajar dari
anggota keluarga yang
ditinggalkan wafat
sebenarnya dibolehkan
dalam agama. Lalu
kenapa si mayit yang
harus menanggung
akibatnya? Ini
disebabkan karena
sebelum wafatnya dia
tidak pernah
mengajarkan hal
demikian.
18. Barangsiapa wafat
pada hari Jum ’at atau
pada malam Jum’at
maka dia terpelihara
dari fitnah (siksa)
kubur. (Abu Ya ’la)
19. Janganlah
mengingat-ingat orang-
orangmu yang telah
wafat, kecuali dengan
menyebut-nyebut
kebaikan mereka. (An-
Nasaa’i)
20. Seorang sahabat
bertanya, “Ya
Rasulullah, pesankan
sesuatu kepadaku yang
akan berguna bagiku
dari sisi Allah. ” Nabi
Saw lalu bersabda:
“ Perbanyaklah
mengingat kematian
maka kamu akan
terhibur dari
(kelelahan) dunia, dan
hendaklah kamu
bersyukur.
Sesungguhnya
bersyukur akan
menambah kenikmatan
Allah, dan
perbanyaklah doa.
Sesungguhnya kamu
tidak mengetahui
kapan doamu akan
terkabul. ” (HR. Ath-
Thabrani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar