Sabtu, 02 April 2011

MENDALAMI RUKUN IMAN

Sebagai salah
satu syarat dari iman
adalah adanya
keyakinan. Dan
keyakinan tersebut
dapat muncul dari
pengetahuan atau
ilmu tentang hal
tersebut. Dan
masalah tersebut telah
dijelaskan
oleh para ulama dengan
penjelasan
yang tuntas dan sangat
jelas bagi
umat.
Iman kepada Allah
Subhanallohu
wa Ta ’ala
Kita mengimani
Rububiyah Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala,
artinya
bahwa Allah adalah Rabb:
Pencipta,
Penguasa dan Pengatur
segala yang
ada di alam semesta ini.
Kita juga
harus mengimani
uluhiyah Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala
artinya Allah
adalah Ilaah (sembahan)
Yang
hak, sedang segala
sembahan
selain-Nya adalah batil .
Keimanan
kita kepada Allah
belumlah lengkap
kalau tidak mengimani
Asma ’ dan
Sifat-Nya, artinya bahwa
Allah
memiliki Nama-nama
yang maha
Indah serta sifat-sifat
yang maha
sempurna dan maha
luhur.
Dan kita mengimani
keesaan Allah
Subhanallohu wa
Ta ’aladalam hal itu
semua, artinya bahwa
Allah
Subhanallohu wa Ta ’ala
tiada
sesuatupun yang menjadi
sekutu
bagi-Nya dalam
rububiyah,
uluhiyah, maupun dalam
Asma’ dan
sifat-Nya.
Firman Allah Subhanahu
Wa Ta ’ala,
yang artinya: “(Dia
adalah) Tuhan
seluruh langit dan bumi
serta semua
yang ada di antara
keduanya. Maka
sembahlah Dia dan
berteguh hatilah
dalam beridat kepada-
Nya. Adakah
kamu
mengetahui ada sesuatu
yang sama
dengan-Nya (yang patut
disembah )?”. (QS.
Maryam: 65)
Dan firman Allah, yang
artinya:
“ Tiada sesuatupun yang
serupa
dengan-Nya. Dan Dia-lah
yang
maha mendengar lagi
Maha
melihat ”. (QS. Asy-
Syura:11)
Iman Kepada Malaikat
Bagaimana kita
mengimani para
malaikat ? mengimani
para malaikat
Allah yakni dengan
meyakini
kebenaran adanya para
malaikat
Allah Subhanahu Wa Ta
’ ala. Dan
para malaikat itu,
sebagaimana
firman-Nya, yang artinya:
” Sebenarnya (malaikat-
malaikat itu)
adalah hamba-hamba
yang
dimuliakan, tidak pernah
mereka itu
mendahului-Nya dengan
perkataan
dan mereka mengerjakan
perintah-
perintah-Nya. ” (QS. Al-
anbiya:
26-27)
Mereka diciptakan Allah
Subhanahu
Wa Ta ’ala, maka mereka
beribadah
kepada-Nya dan
mematuhi segala
perintah-Nya. Firman
Allah
Subhanahu Wa Ta ’, yang
artinya: ”
…Dan malaikat-malaikat
yang disisi-
Nya mereka tidak
bersikap angkuh
untuk beribadah kepada-
Nyadan
tiada (pula) merasa letih.
Mereka
selalu bertasbih malam
dan siang
tiada henti-hentinya.
“ (QS. Al-
Anbiya: 19-20).
Iman Kepada Kitab Allah
Kita mengimani bahwa
Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala
telah
menurunkan kepada
rasul-rasul-Nya
kitab-kitab sebagai
hujjah buat umat
manusia dan sebagai
pedoman
hidup bagi orang-orang
yang
mengamalkannya,
dengan kitab-
kitab itulah para rasul
mengajarkan
kepada umatnya
kebenaran dan
kebersihan jiwa mereka
dari
kemuysrikan. Firman
Allah
Subhanahu Wa Ta ’, yang
artinya:
” Sungguh, kami telah
mengutus
rasul-rasul kami dengan
membawa
bukti-bukti yang nyata
dan telah
kami turunkan bersama
mereka Al-
kitab dan neraca
(keadilan) agar
manusia melaksanakan
keadilan …
“ (QS. Al-Hadid: 25)
Dari kitab-kitab itu, yang
kita kenal
ialah :
Taurat, yang Allah
turunkan kepada
nabi Musa alaihi sallam,
sebagaimana firman Allah
dalam QS
Al-Maidah: 44.
Zabur, ialah kitab yang
diberikan
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala kepada
Daud alaihi sallam.
Injil, diturunkan Allah
kepada nabi
Isa, sebagai pembenar
dan
pelengkap Taurat. Firman
Allah : ”…
Dan Kami telah
memberikan
kepadanya (Isa) injil yang
berisi
petunjuk dan nur, dan
sebagai
pembenar kitab yang
sebelumnya
yaitu Taurat, serta
sebagai petunjuk
dan pengajaran bagi
orang-orang
yang bertaqwa.” (QS : Al-
Maidah :
46)
Shuhuf, (lembaran-
lembaran) yang
diturunkan kepada nabi
Ibrahim dan
Musa, ‘Alaihimas-shalatu
Wassalam.
Al-Quran, kitab yang
Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala
turunkan
kepada Nabi Muhammad
shalallohu
‘ alahi wa sallam, penutup
para nabi.
Firman Allah Subhanahu
Wa Ta ’ala,
yang artinya: ” Bulan
Ramadhan
yang diturunkan padanya
(permulaan) Al-Quran
sebagai
petunjuk bagi umat
manusia dan
penjelasan-penjelasan
mengenai
petunjuk itu dan
pembeda antara
yang haq dan yang
batil …” (QS. Al
Baqarah: 185).
Iman Kepada Rasul-Rasul
Kita mengimani bahwa
Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala
telah
mengutus rasul-rasul
kepada umat
manusia, Firman Allah
Subhanahu
Wa Ta ’ala, yang artinya:
” (Kami
telah mengutus mereka)
sebagai
rasul-rasul pembawa
berita genbira
dan pemberi peringatan,
supaya
tiada alasan bagi manusia
membantah Allah
sesudah
(diutusnya) rasul-rasul
itu. Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
(QS. AN-Nisa: 165).
Kita mengimani bahwa
rasul
pertama adalah nabi Nuh
dan rasul
terakhir adalah Nabi
Muhammad
shalallohu ‘alahi wa
sallam, semoga
shalawat dan salam
sejahtera untuk
mereka semua. Firman
Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala,
yang artinya:
” Sesungguhnya Kami
telahmewahyukan
kepadamu
sebagaimana Kami telah
mewahyukan kepada Nuh
dan nabi-
nabi yang (datang)
sesudahnya …”
(QS. An-Nisa: 163).
Iman Kepada Hari Kiamat
Kita mengimani
kebenaran hari
akhirat, yaitu hari
kiamat, yang tiada
kehidupan lain sesudah
hari
tersebut.
Untuk itu kita mengimani
kebangkitan, yaitu
dihidupannya
semua mahkluk yang
sesudah mati
oleh Allah Subhanahu Wa
Ta ’ala.
Firman Allah Subhanahu
Wa Ta ’ala,
yang artinya:”Dan
ditiuuplah
sangkakala, maka
matilah siapa
yang ada dilangit dan
siapa yang
ada di bumi kecuali yang
dikehendaki Allah.
Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi,
maka tiba-
tiba mereka
bangkitmenunggu
(putusannya masing-
masing). ” (QS.
Az-Zumar: 68)
Kita mengimani adanya
catatan-
catatan amal yang
diberikan kepada
setiap manusia. Ada yang
mengambilnya dengan
tangan
kanan dan ada yang
mengambilnya
dari belakang
punggungnya dengan
tangan kiri. Firman Allah
Subhanahu
Wa Ta ’ala, yang artinya:
” Adapun
orang yang diberikan
kitabnya
dengan tangan kanannya,
maka dia
akan diperiksa dengan
pemeriksaan
yang mudah dan dia akan
kembali
kepada kaumnya (yang
sama-sama
beriman) dengan
gembira. Adapun
orang yang diberikan
kitabnya dari
belakang punggungnya,
maka dia
akan berteriak celakalah
aku dan dia
akan masuk neraka yang
menyala. ”
(QS. Al-Insyiqaq: 13-14).
Iman Kepada Qadar Baik
dan
Buruk
Kita juga mengimani
qadar (takdir) ,
yang baik dan yang
buruk; yaitu
ketentuan yang telah
ditetapkan
Allah untuk seluruh
mahkluk-Nya
sesuai dengan ilmu-Nya
dan
menurut hikmah
kebijakan-Nya.
Iman kepada qadar ada
empat
tingkatan:
1. ‘Ilmu
ialah mengimani bahwa
Allah Maha
tahu atas segala
sesuatu,mengetahui
apa yang terjadi, dengan
ilmu-Nya
yang Azali dan abadi.
Allah sama
sekali tidak menjadi tahu
setelah
sebelumnya tidakmenjadi
tahu dan
sama sekali tidak lupa
dengan apa
yang dikehendaki.
2. Kitabah
ialah mengimani bahwa
Allah telah
mencatat di Lauh
Mahfuzh apa yang
terjadi sampai hari
kiamat. Firman
Allah Subhanahu Wa
Ta ’ala, yang
artinya: ”Apakah kamu
tidak
mengetahui bahwa Allah
mengetahui apa yang ada
di langit
dan di bumi.
sesungguhnya tu
(semua) tertulis dalam
sebuah kitab
(Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya
Allah yang demikian itu
amat
mudah bagi Allah.” (QS.
Al-Hajj: 70)
3. Masyi ’ah
ialah mengimani bawa
Allah
Subhanahu Wa Ta ’ala.
telah
menghendaki segala apa
yang ada
di langit dan di bumi,
tiada
sesuatupun yang terjadi
tanpa
dengan kehendak-Nya.
Apa yang
dikehendaki Allah itulah
yang terjadi
dan apa yang tidak
dikehendaki Allah
tidak akan terjadi.
4. Khal
Ialah mengimani Allah
Subhanahu
Wa Ta ’ala. adalah
pencipta segala
sesuatu. Firman Allah
Subhanahu
Wa Ta ’ala, yang artinya: ”
Alah
menciptakan segala
sesuatu dan Dia
memelihara segala
sesuatu. Hanya
kepunyaan-Nyalah kunci-
kunci
(perbendaharaan) langit
dan bumi. ”
(QS. Az-Zumar: 62-63).
Keempat tingkatan ini
meliputi apa
yang terjadi dari Allah
Subhanahu
Wa Ta ’ala sendiri dan apa
yang
terjadi dari mahkluk.
Maka segala
apa yang dilakukan oleh
mahkluk
berupa ucapan,
perbuatan atau
tindakan meninggalkan,
adalah
diketahui, dicatat dan
dikehendaki
serta diciptakan oleh
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
(Sumber Rujukan: Aqidah
Ahlussunnah wal Jama
’ ah, Asy-
Syaikh Muhammad bin
Shalih al-
Utsaimin)
Sumber:
www.mediamuslim.info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar