Kamis, 24 November 2011

KUMPULAN HADIST SEDEKAH


1 . Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim) 2 . Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal bakti). (HR. Ath- Thahawi) 3 . Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim) 4 . Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “ Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim) 5 . Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari) 6 . Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari) 7 . Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad) 8 . Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan ( sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq’alaih) 9 . Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-Baihaqi) /menjemput rezeki 10 . Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit ( dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani) / penolak bala/menyembuhkan penyakit 11 . Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad) 12 . Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad) 13 . Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “ Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “ Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya? ” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim) 14 . Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala walaupun hanya sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari) 15 . Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud) 16 . Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham . Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i) 17 . Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari) 18 . Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180 : “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari) 19 . Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani) 20 . Barangsiapa memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat sampai tibanya perputaran tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi) Penjelasan : Perhitungan perputaran tahun (haul) untuk menunaikan zakat ialah dengan tahun Hijriyah. 1 . Tentang sodaqoh yang seakan-akan berupa hadiah, Rasulullah Saw bersabda: “Baginya sodaqoh dan bagi kami itu adalah hadiah.” (HR. Bukhari) 2 . Allah Ta’ala mengharamkan bagiku dan bagi keluarga rumah tanggaku untuk menerima sodaqoh. (HR. Ibnu Saad) Penjelasan : Nabi Saw menolak menerima sodaqoh tetapi mau menerima hadiah. 1 . Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) 2 . Allah mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk kemaslahatan umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya) untuk kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka Allah akan mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud) 3 . Abu Dzarr Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi Saw lalu berkata, “Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan isteri pun sodaqoh.” Para sahabat lalu bertanya, “Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?” Nabi menjawab, “ Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim) 4 . Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad) sumber: 1100 Hadits Nabi SAW Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Karya Dr. Muhammad Faiz Almath – Gema Insani Press :

Jumat, 11 November 2011

KEUTAMAAN SEDEKAH


  Logika matematika akan mengatakan bahwa uang Rp. 1.000 ,- jika dibelanjakan Rp. 25 ,- (2 , 5%) akan berkurang menjadi Rp. 975 ,-. Demikian juga 40 ekor kambing jika disembelih satu ekor (untuk bersedekah) yang tersisa tinggal 39 ekor. Namun Allah SWT memiliki rahasia perhitungan jauh melebihi logika matematiaka tersebut. Dan rahasia Allah SWT. ini adalah benar adanya. Sejarah manusia sejatinya telah membuktikannya,sejak jaman zaman nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad lahir sampai sekarang. Seperti dikatakan Ustadz Yusuf Mansyur: "Tidak ada ceritanya seseorang yang rajin bersedekah bertambah miskin. Justru yang ada semakin banyak zakat dan sedekah dikeluarkan, rezeki senantiasa akan semakin bertambah." Hal ini banyak disampaikan oleh anggota jamaah pengajiaannya yang mengakui bahwa setelah memperbanyak sedekah, perusahaannya jadi tambah maju. Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi yang mengamalkannya. Berdasarkan hadist- hadist Rasulallah Saw. bersedekah itu mengandung banyak manfaat diantaranya: Pertama, mengundang datangnya rezeki, memberi berkah kepada harta yang masih tersisa, menjauhkan dari bencana serta menambah keuntungan dan kesuburan. Allah SWT. berfirman dalam salah satu ayat Al-Qur'an bahwa Allah SWT. akan membalas setiap kebaikan hamba-hambanya dengan 10 kebaikan. Bahkan di ayat yang lain dinyatakan dengan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. menyatakan, "Pancinglah rezeki dengan sedekah". Rezeki tidak hanya berupa harta benda, tetapi bisa dalam berbagai bentuk kebaikan yang diterima manusia seperti keluarga yang sakinah, anak-anak yang berbakti kepada orang tuanya, atau pekerjaan dan karir yang bagus. Kedua, Sekedah dapat menolak bala', menjauhkan diri dari api neraka, melepaskannya dari kepicikan dunia dan akhirat serta menjadi tempat bernaung di hari kiamat nanti. Rasulallah Saw. bersabda: "Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala' tidak pernah bisa mendahului sedekah". Ketiga, Sedekah dapat menyembuhkan penyakit , menghilangkan kesalahan, menghilangkan kecemaran, serta mensucikan diri dari dosa. Sabda Rasulallah: "Obatilah penyakitmu dengan sedekah"dan " Sedekah itu dapat menolak 70 macam bala' dan bencana, yang paling ringan diantaranya adalah kusta dan sopak". Keempat, Sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur, menjadi sebab bertambahnya rezeki, pertolongan Allah SWT. dan inayahNya, menyuburkan pahala dan menambahkannya . Sabda Rasulallah Saw. "Perbanyaklah sedekah karena sedekah itu memanjangkan umur". Kelima, sedekah dapat mendatangkan pertolongan dalam usaha yang diperlukan, menolak bencana dan memeliharanya dari berbagai malapetaka serta mendatangkan kebaikan diakhir hayat, menjadi perisai yang kuat yang dapat menangkis segala rupa malapetaka. Karena itu para ulama menganjurkan kepada setiap muslim untuk bersedekah pada awal hari dengan apapun. Sebab, sesuai dengan penjelasan Rasulallah Saw. "Bahwa bala' tidak akan menembus benteng sedekah seorang muslim." Selain itu dalam hadits lainnya Rasulallah bersabda "Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan panas kubur bagi pelakunya, sesungguhnya orang mukmin kelak di hari kiamat hanyalah bernaung dalam sedekahnya." Keenam, sedekah dapat meruntuhkan segala benteng setan dan mematahkan segala kekurangan mereka. Setan memang berdaya upaya agar kita berlaku kikir. Dengan mengeluarkan sedekah, daya upaya setan menjadi runtuh. Ketujuh, sedekah dapat mendatangkan keberkahan kepada umum (mashlahah ummah), memelihara kesehatan serta menumbuhkan kerukunan, disamping menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama manusia. Mengapa semua itu bisa terjadi ? Sebab , Allah SWT. mencintai orang-orang yang bersedekah . Kalau Allah sudah mencintai seorang hambanya maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada do'a yang tidak dikabulkan serta tidak ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT. dan hambanya itu akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik). Kekuatan dan kekuasaan Allah SWT. jauh melebihi persoalan yang dihadapi manusia, lalu kalau manfaat sedekah begitu dahsyat, masihkan kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-sawab.

Rabu, 09 November 2011

AL HADIST FADHILAH SEDEKAH


Hadis-hadis Rasulullah Tentang Kelebihan Bersedekah (Susunan: Ibnu Umar Asseluluni) Berikut adalah lapan buah hadis, diantara hadis-hadis Rasulullah s.a.w. tentang kelebihan bersedekah, mudah-mudahan dengan menghayatinya memberikan galakan kepada kita semua untuk rajin bersedekah. Hadis-1 [Mafhumnya] Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad dijalan Allah dan ibarat orang solat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (Hadis Riwayat: Imam Bukhari) Hadis-2 [Mafhumnya] Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (Hadis Riwayat: Imam Ahmad) Hadis-3 [Mafhumnya] Bentengilah hartamu dengan zakat, ubati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan Bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (Hadis Riwayat: Imam Ath-Thabrani) Hadis-4 [Mafhumnya] Tiap muslim wajib Bersedekah. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi s.a.w. menjawab, "Bekerja dengan keterampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu Bersedekah." Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Menolong orang yang memerlukankan yang sedang teraniaya" Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi menjawab: "Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya? " Nabi s.a.w. menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sedekah." (Hadis Riwayat: Imam Bukhari dan Imam Muslim) Hadis-5 [Mafhumnya] Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sedekahnya adalah seperti anjing yang makan kembali muntahannya. (Hadis Riwayat: Imam Bukhari) Hadis-6 [Mafhumnya] Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkam kedua rahangnya seraya berkata, " Aku hartamu, aku pusaka simpananmu." Kemudian nabi s.a.w. membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180 : "Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahawa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi." (Hadis Riwayat: Imam Bukhari) Hadis-7 [Mafhumnya] Abu Dzarr R.a. berkata bahawa beberapa sahabat Rasulullah s.a.w. berkata, " Ya Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka solat sebagaimana kami solat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka boleh bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Nabi s.a.w. lalu berkata, " Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan Tasbih adalah sedekah, Takbir sedekah, Tahmid sedekah, Tahlil sedekah, Amar Makruf sedekah, Nahi Mungkar sedekah, Berjimak dengan isteri pun sedekah." Para sahabat lalu bertanya, "Apakah memuaskan nafsu syahwat mendapat pahala?" Nabi menjawab, " Tidakkah kamu mengerti bahawa kalau dipuaskan nafsu syahwat di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (Hadis Riwayat: Imam Muslim) Hadis-8 [Mafhumnya] Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sedekah. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi baldi mu untuk diisikan ke mangkuk kawan mu. (Hadis Riwayat: Imam Ahmad)  

Sabtu, 05 November 2011

HADIST MENGENAI ANAK YATIM


1. Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini. (HR. Bukhari) Penjelasan: (Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya). 2. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk- buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah) 3. Aku dan seorang wanita yang pipinya kempot dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari kiamat seperti ini (Nabi Saw menunjuk jari telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal wafat suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia seorang yang berkedudukan terhormat dan cantik namun dia mengurung dirinya untuk menekuni asuhan anak-anaknya yang yatim sampai mereka kawin (berkeluarga dan berumah tangga) atau mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 4. Harta-benda anak yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu Ya’la dan Abu Hanifah) 5. Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah baligh. (HR. Abu Hanifah) 6. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath- Thabrani) 7. Barangsiapa menjadi wali atas harta anak yatim hendaklah diperkembangkan (diperdagangkan) dan jangan dibiarkan harta itu susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR. Al-Baihaqi)

Jumat, 04 November 2011

KUNCI SURGA


Kunci Surga: Syahadatain Kunci surga tentu bukan kunci seperti yang kita bayangkan. Menurut banyak ulama, yang dimaksud dengan kunci surga adalah pernyataan dua kalimat syahadat dari seorang anak manusia. Yang dengan dua kalimat syahadat itu, dia berhak untuk masuk surga. Jadi kunci itu berupa ikrar dan keyakinan di dalam hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad SAW adalah nabi dan utusan Allah. Tidak cukup bahwa seseorang itu bertuhan, atau mengaku percaya pada tuhan. Atau sekedar mengakui bahwa alam semesta itu punya pencipta. Atau sekedar mengakui adanya Causa Prima, penyebab dari segala. Tidak cukup seseorang hanya bertuhan kepada Allah SWT, sementara dia masih saja menuhankan benda-benda lain seperti kuburan, keramat, orang sakti, keris, arwah nenek moyang dan seterusnya. Inti dari kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah adalah bahwa seseorang tidak mengakui adanya segala macam tuhan dalam arti yang seluas-luasnya, kecuali hanya Allah saja. Yang kedua dari konsep syahadat adalah bahwa seseorang tidak cukup hanya kagum dan memuji seorang Muhammad SAW. Tetapi harus mengakui bahwa Muhammad SAW itu adalah seorang manusia yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dan isi wahyu itu adalah sebuah aturan hidup yang harus dijadikan sebagai the way of life. Tanpa keyakinan atas esensi syahadatain, maka surga tidak bisa dimasuki oleh siapa pun, karena kunci surga adalah syahadatain. Pintu-pintu Surga Di dalam surga juga ada pintu-pintu sebagaimana disebutkan di dalam Al- Quran Al-Kariem. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan, sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."(QS. Az-zumar: 73) Sedangkan di dalam hadits shahih Bukhari disebutkan bahwa jumlah pintunya ada 8 buah. Dari Sahal bin Saad ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Di surga ada 8 pintu. salah satunya pintu yang disebut Ar-Rayyan yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa" (HR Bukhari) Masing-masing pintu dikhususkan buat orang-orang yang mengamalkan jenis ketaatan tertentu dengan kualitas yang baik. Tentunya setelah orang itu punya kunci surga dan pahalanya tidak dikurangi dengan banyaknya dosa yang harus ditebusnya. Oleh para ulama, dikumpulkan keterangan itu dan berhasil disusun daftar nama-nama pintu itu. 1. Pintu Muhammad SAW atau pintu taubah 2. Pintu Shalat 3. Pintu Puasa (Ar-Rayyan) 4. Pintu Zakat 5. Pintu Shadaqah 6. Pintu Haji dan Umrah 7. Pintu Jihad 8. Pintu Shilah (silaturrahim) Derajat Surga Surga itu punya beberapa derajat, yang paling tinggi adalah surga Firdaus Al-A''la. Posisinya ada di bawah Arsy Ar-Rahman. Dari surga Firdaus itu keluar mengalir sungai-sungai surga besar yang empat, yaitu sungai susu, sungai madu, sungai khamar dan sungai air. Al-Firdaus ini adalah tempat untuk nabi Muhammad SAW nanti, serta orang-orang yang mendapatkan syafaat dari beliau. Derajat yang dibawahnya adalah surga ''Illiyyin, yaitu untuk para nabi dan para syuhada''. Termasuk juga orang-orang yang shabar dari bala'' dan penyakit dan orang-orang yang mencintai di jalan Allah. Demikian sekilas tentang informasi surga, semoga kita semua bisa menjadi penduduknya nanti. Sebagai perbandingan, berikut nama nama Surga dan Neraka: Tingkatan dan nama-nama syurga ialah : 1. Firdaus 2. Syurga ‘Adn 3. Syurga Na’iim 4. Syurga Na’wa 5. Syurga Darussalaam 6. Daarul Muaqaamah 7. Al-Muqqamul Amin 8. Syurga Khuldi Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah : 1. Neraka Jahannam 2. Neraka Jahiim 3. Neraka Hawiyah 4. Neraka Wail 5. Neraka Sa’iir 6. Neraka Ladhaa 7. Neraka Saqar 8. Neraka Hutomah Jangan sampai dah kita mampir di neraka, dijamin ancur...hiiii ngeri??? Semoga Pencipta kita selalu menyayangi kita....amiin.

Senin, 24 Oktober 2011

RABI'AH BINTI ISMAIL AL ADAWIYAH ( KISAH SUFI )


Robi’atul Adawiyah, sosok peletak dasar konsep cinta (hubb) dalam tasawuf. Dimana konsep yang sebelumnya adalah konsep khauf (takut) dan raja ( harap) banyak dipakai para sufi. Tokoh sufi yang bernama Rabi’ah binti Ismail al Adawiyah lahir tahun 96 H/ 713 M dari keluarga yang miskin dan sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Rabi’ah kecil, bukanlah gadis biasa. Beliau sudah menunjukkan tanda-tanda ketakwaannya. Suatu ketika ditanya ayahnya “Rabi’ah apa pendapatmu seandainya ayah tidak menemukan makanan kecuali yang haram? “ Rabiah menjawab “Kita harus banyak bersabar, karena menahan lapar di dunia lebih baik daripada kita menahan lapar di akhirat nanti dalam api neraka”. Dalam kehidupann Rabiah, beliau hidup dengan sangat sederhana. Untuk tidak menyebutnya miskin (zuhud) dan sering menolak bantuan yang diberikan orang lain kepadanya. Dalam kitab Kasyf al-Mahjub Al Hujwiri meriwayatkan: “Suatu ketika aku membaca cerita, bahwa seorang hartawan berkata kepada Rabi’ah: Mintalah kepadaku segala keperluanmu! Rabi’ah menjawab: Aku ini sangat malu meminta hal-hal yang bersifat duniawi kepada Pemiliknya, maka bagaimana bisa aku meminta hal itu kepada orang yang bukan Pemiliknya? “ Bagi Rabi’ah kemiskinan dan kesusahan hidup merupakan ajang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Seorang pernah bertanya kepadanya : “Apakah kamu benci kepada setan?” Rabi’ah menjawab:”Tidak, cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong dalam diriku untuk diisi rasa benci kepada setan”. Beberapa ungkapan cinta rabi’ah terhadap Tuhan yang terkenal adalah Tak ada jarak antara yang dicintai dan yang mencintai. Cinta adalah pengejawantahan rasa rindu yang teramat dalam. Penuturan perasaan: barangsiapa merasakan cinta, ia kan mengenal. Barangsiapa ingin menuturkan cinta, ia sendiri tidak kan dapat dituturkan. Bagaimana engkau akan menuturkan sesuatu sedangkan engkau sendiri lenyap di hadiratNya. Lebur dengan wujudNya, sirna karena menyaksikanNya dalam kondisi sehat engkau mabuk dibuatnya. Dengan memusatkan perhatian engkau menjadi mantap. Dengan bersenang-senang denganNya engkau menjadi sedih. Rasa takut membenteng lisan untuk berbicara. Rasa bingung menahan hati untuk mengungkapkan sesuatu. Rasa cemburu mendinding mata untuk melihat. Rasa kebesaran mengikat akal untuk mengaku. Tiada dalam cinta, selain kebesaran yang langgeng, kebingungan yang melekat, hati yang rindu, rahasia yang tertutup, badan yang terasa sakit dan tidak aman, cinta dengan segala keunggulannya telah menguasai hati. Syair lainnya: Buah hatiku Cintaku hanya kepadamu Beri ampunlah pembuat dosa yang datang ke hadirat-Mu Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku Hatiku telah enggan mencintai selain diri-Mu Dalam lirik lain, senandung cinta Rabi’ah kepada Tuhan: Aku mencintaiMu dengan dua cinta. Cinta kerana diriku dan cinta kerana diriMu. Cinta kerana diriku dalam keadaan sentiasa mengingatiMu.Cintaku kerana diriMu Agar Engkau bukakan hijab bagiku Membolehkan agar aku dapat melihat Engkau. Bagiku ini bukanlah pujian untukku Pujian hanya tertumpu padaMu Pada waktu bermunajat Rabi’ah berkata” Tuhanku, tenggelamkanlah aku dalam cintaMu Sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menggangguku Ketika bersamaMu Tuhanku, bintang-bintang di langit berkelip gemerlapan Manusia telah terlena dibuai keasyikan Pintu-pintu istana telah tertutup rapat Pada saat itulah semua pencinta Menyendiri bersama yang dicintainya Tuhanku, inilah aku berada di hadratMu Dan waktu fajar menyingsing ia berkata Tuhanku, Ketika malam kian berlalu siang hampir menjelang Aku merasa gelisah apakah amalanku Engkau terima hingga aku merasa bahagia Ataukah Engkau tolak hingga aku merasa sedih Demi kekuasaanMu Inilah yang sering aku lakukan selama aku engkau beri kehidupan Sekiranya Engkau usir aku dari depan pintuMu Aku tidak akan pergi Akibat cintaku padaMu Telah memenuhi seluruh jiwaku Cinta Ilahi Rabi`ah dapat dilihat pada kalimat: Wahai Tuhanku! Apapun bagiku dunia yang Engkau karuniakan kepadaku, berikanlah semuanya kepada musuh-musuhMu. Dan apapun yang Engkau akan berikan kepadaku kelak di akhirat, berikan saja pada teman-temanMu. Bagiku, engkau pribadi sudah cukup. Atau kalimat lainnya: Wahai Tuhanku, jika aku menyembahMu kerana takut kepada nerakaMu, maka bakarlah aku dengannya. Jika aku menyembahMu kerana mengharapkan syurgaMu, maka keluarkanlah aku darinya. Tetapi sekiranya aku menyembahMu semata-mata kerana cintaku kepadaMu, maka janganlah Engkau menutup keindahan wajahMu yang abadi dari pandanganku. Rabi’ah wafat tahun 185 H / 801 M dan dimakamkan di kota Yerussalem. Konsep cinta Illahi dalam tasawuf Rabi’ah mengajarkan untuk beribadah yang tulus hanya karena Allah semata. Bukan karena selain Allah, bukan pula karena surga dan menghindari neraka. *** Semoga selintas cerita yang sedikit ini, bisa memberi sentuhan pada hati kita yang ternyata sangat bebal, terutama jika kita berani membandingkan dengan banyak tokoh luar biasa di masa silam. Indah.

TENTANG JODOH ( RAHASIA QS AN-NUR : 26 )


”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki- laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka ( yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia ( surga).” Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘ Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW. dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik; jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan. Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat yang menunjukkan kepada kaum muslimin bahwa Rasulullah adalah orang yang paling baik maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau, yaitu ‘Aisyah r.a. Jika kita hubungkan dengan kehidupan kita saat ini, ayat ini menunjukkan bahwa sebenarnya setiap orang pasti ada pasangannya (jodohnya) masing-masing, yaitu yang sesuai dengan tingkatannya (kufu’nya). Sesuai dengan tingkatan yang saya maksud adalah setara jumlah kebaikannya, jumlah kekurangannya, setara ilmunya (kealimannya), setara dosa-dosanya baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan (Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi). Jadi, seorang laki-laki ahli maksiyat sebaiknya tidak perlu memimpikan seorang santri putri yang suci, atau seorang wanita nakal tidak perlu memimpikan seorang ustad yang baik. Namun, jika kenyataannya tidak selalu demikian dalam pandangan kita, wallahu a‘lam. Allah lebih tahu apa yang sebaiknya terjadi, apa yang baik buat hamba-Nya. Meski kadang-kadang kita tidak bisa menalarnya, karena yang kita ketahui cuma sedikit. Berkenaan dengan masalah jodoh ini, saya ingin menyarankan kepada teman-teman yang masih lajang (termasuk saya sendiri, hehehe.. ) untuk mendambakan seorang yang tingkatannya lebih baik dari kita. Hal ini akan memotivasi kita untuk memperbaiki diri dan berusaha mencapai tingkatan yang sama dengan dambaan kita tadi agar Allah merestui dan kemudian menjodohkan kita dengannya, amin.

Senin, 22 Agustus 2011

CINTA ( MAHABBAH JALALUDIN AR-RUMI / SUFI )

I.
Cinta mengubah kepahitan menjadi manis
tanah dan tembaga menjadi emas
yang keruh menjadi jernih
si pesakitan menjadi sembuh
penjara menjadi taman
derita menjadi nikmat
kekerasan menjadi kasih sayang
II.
Cintalah yang telah melunakkan besi
mencairkan batu
membangkitkan yang mati
meniupkan kehidupan pada jasad tak bernyawa
mengangkat hamba menjadi sang majikan
III.
Cinta bagaikan sayap
dengannya manusia terbang di angkasa
menggerakkan ikan menuju jala sang nelayan
menghantar si kaya meraih bintang di langit ketujuh
Cinta berjalan di gunung
maka gunungpun bergoyang menari
IV.
Cinta itu kekayaan sejati
takkan bersatu dengannya
singgasana raja dan sultan
siapa yang telah mencicipi
takkan ada lagi anggur yang melebihi
Cinta adalah raja diraja
kekuasaan rajapun bersujud di hadapannya
sultan dan khalifah menjadi budaknya
V.
Cinta bagaikan penyakit tanpa obat
setiap penderita meminta ditambahkan penderitaannya
dengan suka cita mereka berharap
kepedihan dan derita dilipatgandakan
Takkan ada minuman di dunia
yang manisnya melebihi racun ini
Takkan ada lagi kesehatan di dunia
yang lebih baik dari penyakit ini
Cinta memanglah penyakit
tetapi, penyakit yang menyembuhkan semua penyakit
siapa saja yang pernah mengidapnya
takkan pernah lagi menderita penyakit lain
VI.
Cinta adalah warisan Sang Adam
sedangkan kecerdikan itu barang dagangan syetan
tempat si cerdik dan bijaksana bersandar pada jiwa dan
akalnya
Cinta berarti penyerahan dri
karena akal bagaikan seorang perenang
yang terkadang sampai ke tepian
sering juga tenggelam di tengah jalan
Tak sebanding dengan Cinta ini
ibarat bahtera Nuh yang terselamatkan
VII.
Tidak setiap kita berhak dicintai
karena syarat dicintai adalah akhlak dan keutamaan
namun ambil bagianmu sebagai pecinta dan nikmatillah
Jika dirimu tidak menjadi yang dicintai
maka jadilah yang mencintai

CINTA ( MAHABBAH JALALUDIN AR-RUMI / SUFI )

I.
Cinta mengubah kepahitan menjadi manis
tanah dan tembaga menjadi emas
yang keruh menjadi jernih
si pesakitan menjadi sembuh
penjara menjadi taman
derita menjadi nikmat
kekerasan menjadi kasih sayang
II.
Cintalah yang telah melunakkan besi
mencairkan batu
membangkitkan yang mati
meniupkan kehidupan pada jasad tak bernyawa
mengangkat hamba menjadi sang majikan
III.
Cinta bagaikan sayap
dengannya manusia terbang di angkasa
menggerakkan ikan menuju jala sang nelayan
menghantar si kaya meraih bintang di langit ketujuh
Cinta berjalan di gunung
maka gunungpun bergoyang menari
IV.
Cinta itu kekayaan sejati
takkan bersatu dengannya
singgasana raja dan sultan
siapa yang telah mencicipi
takkan ada lagi anggur yang melebihi
Cinta adalah raja diraja
kekuasaan rajapun bersujud di hadapannya
sultan dan khalifah menjadi budaknya
V.
Cinta bagaikan penyakit tanpa obat
setiap penderita meminta ditambahkan penderitaannya
dengan suka cita mereka berharap
kepedihan dan derita dilipatgandakan
Takkan ada minuman di dunia
yang manisnya melebihi racun ini
Takkan ada lagi kesehatan di dunia
yang lebih baik dari penyakit ini
Cinta memanglah penyakit
tetapi, penyakit yang menyembuhkan semua penyakit
siapa saja yang pernah mengidapnya
takkan pernah lagi menderita penyakit lain
VI.
Cinta adalah warisan Sang Adam
sedangkan kecerdikan itu barang dagangan syetan
tempat si cerdik dan bijaksana bersandar pada jiwa dan
akalnya
Cinta berarti penyerahan dri
karena akal bagaikan seorang perenang
yang terkadang sampai ke tepian
sering juga tenggelam di tengah jalan
Tak sebanding dengan Cinta ini
ibarat bahtera Nuh yang terselamatkan
VII.
Tidak setiap kita berhak dicintai
karena syarat dicintai adalah akhlak dan keutamaan
namun ambil bagianmu sebagai pecinta dan nikmatillah
Jika dirimu tidak menjadi yang dicintai
maka jadilah yang mencintai

Senin, 01 Agustus 2011

KEUTAMAAN BULAN SUCI RAMADHAN


Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al-Qur’an Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al-Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman, شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu .” (QS. Al Baqarah [2 ] : 185) Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan,”(Dalam ayat ini) Allah ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ‘alaihimus salam .” ( Tafsirul Qur’anil Adzim , I/501 , Darut Thoybah) Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ “ Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu . ” (HR. Muslim) Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan,”Pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini karena banyaknya amal saleh dikerjakan sekaligus untuk memotivasi umat islam untuk melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang yang beriman. Setan-setan diikat kemudian dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan selain Ramadhan.” ( M

Minggu, 24 Juli 2011

APA SEBENARNYA SHOLAT YANG MEMBEKAS DI WAJAH?


. . . . 'Bekas sujud' di dahi adalah sebuah istilah yang bisa kita dapat di dalam ayat Al- quran. Silahkan anda buka mushaf dan carilah surat ke-48 , yaitu surat Muhammad dan perhatikan ayat yang ke-29 . Di sana Allah SWT berfirman: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil. (QS. Muhammad: 29) Kalau kita perhatikanisi informasi ayat di atas, istilah 'bekas sujud' bukan hanya populer di dalam Quran, melainkan juga ada di dalam kitab sebelumnya, seperti Taurat dan Injil, yang asli tentunya.Dan 'bekas sujud' itu menjadi ciri khas para shahabat nabi Muhammad SAW. Namun ada hal yang perlu digaris-bawahi secara hati-hati. Sebab banyak di antara umat Islam yang kemudian memahami ayat ini secara harfiyah. Bekas sujud itu kemudian dipahami sebagai warna kulit yang kehitaman di dahi seseorang. Apakah memang benar? Dan apakah warna kehitaman di dahi itu selalu menunjukkan keimanan dan ketaqawaan seseorang? Nah, di sini kita harus sedikit lebih cermat. Memang bisa saja karena seseorang banyak melakukan shalat, termasuk shalat malam, maka secara tidak sengaja, dahinya jadi berwarna kehitaman. Tentu hal ini baik, bukan sekedar karena dahinya berwarna hitam, tetapi karena memang banyak shalat. Namun kalau secara sengaja ditekan-tekannya dahinyake lantai, agar bisa membekas dan akhirnya berwarna kehitaman, tentu lain urusannya. Sebab esensi ayat itu bukan para warna hitam di dahi, melainkan karena banyaknya shalat. Dan banyak shalat itulah yang ingin dikemukakan oleh ayat ini, yakni bahwa mereka adalah orang yang sering dan banyak melakukan shalat. Dan disebutkan dengan istilah bekas sujud, karena sujud itu identik dengan shalat, ditambah lagi sujud itu selalu dilakukan 2 kali dalam satu rakaat. Padahal semua gerakan yang lain hanya dilakukan 1 kali saja. Namun perlu ditekankan bahwa orang yang dahinya jadi kehitaman memang karena banyak melakukan sujud itu salah. Insya Allah dia akan mendapatkan keutamaan karena banyak shalatnya. Hanya yang perlu dipahami adalah warna kehitaman di dahi itu tidak selalu menunjukkan bahwa orang itu banyak shalat. Dan juga belum tentu ada jaminan bahwa shalatnya itu pasti diterima Allah SWT. Dan bukan juga lambang dari ketaqwaan seseorang. Malah kita harus hati-hati dalam masalah dahi hitam ini, sebab alih-alih mendapat pahala, boleh jadi kalau diiringi dengan rasa sombong dan riya', malah akan jadi bumerang. Bukankah Allah SWT telah berfirman tentang celakanya orang yang shalat namun lalai dan berperilakuriya'. Dan salah satu pintu riya' dari ibadah shalat ini adalah memamerkan dahi yang berwarna kehitaman itu di depan manusia. Lalu seolah berbangga bahwa dirinya adalah orang paling dekat kepada Allah serta selalu paling benar dalam semua hal. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya . (QS. Al-Maun: 1-3) Bekas Sujud Akan Nampak di Akhirat Kita menemukan hadits yang shahih terkait dengan fungsi 'bekas sujud' ini. Namun manfaatnya bukan untuk dikenal orang di alam dunia ini, melainkan untuk bisa dikenali Allah SWT di akhirat nanti. Jika Allah ingin memberikan rahmat kepada ahli neraka, maka Dia memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan mereka yang menyembah Allah. Lalu malaikat mengeluarkan mereka. Mereka dikenali karena ada bekas sujud pada wajahnya. Dan Allah mengharamkan neraka untuk memakan tanda bekas sujud sehingga mereka keluar dari neraka. Seluruh anak Adam bisa dimakan api neraka, kecuali bekas sujud. (HR Bukhari dan Muslim) Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa orang yang shalatnya baik di dunia ini dan punya bekas sujud, nanti di akhirat kalau sudah terlanjur masuk neraka, akan dikeluarkan dari dalamnya. Dan cara untuk mengenalinya adalah dari cahaya bekas sujud yang memancar dari dahinya. Dan bahwa cahaya bekas sujud itu tidak akan hilang termakan oleh panasnya api neraka. Adapun bekas sujud yang sifatnya seperti cahaya di akhirat nanti, kita dapati keterangannya dari hadits lainnya berikut ini. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang pun dari umatku kecuali aku mengenalnya pada hari kiamat kelak." Para shahabat bertanya, "Ya Rasulallah, bagaimana anda mengenali mereka di tengah banyaknya makhluk?" Beliau menjawab, "Tidakkah kamu lihat, jika di antara sekumpulan kuda yang berwarna hitam terdapat seekor kuda yang berwarna putih di dahi dan kakinya? Bukankah kamu dapat mengenalinya?" "Ya", jawab shahabat. " Sesungguhnya pada hari itu umatku memancarkan cahaya putih dari wajahnya bekas sujud dan bekas air wudhu'. (HR Ahmad dan Tirmizy) Semoga Allah SWT menjadikan dahi kita ini memancarkan cahaya di akhirat nanti, sehingga termasuk orang yang akan dibela oleh Rasulullah SAW. Amien. . . . . . . . . . . . .

Sabtu, 23 Juli 2011

EMPAT HAL YANG SUDAH DI TETAPKAN OLEH ALLAH SWT


Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits shahih yang berbunyi: عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ . Diriwayatkan dari bapak Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud ra. Katanya: Telah menceriterakan kepada kami Rasulullah saw ( orang yang selalu benar dan dibenar kan) :”sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat pulah hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: menulis rizkinya, batas umur-nya, pekerjaannya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya”. Hadits di atas ini adalah berita dari Allah swt. kepada seluruh manusia lewat Rasulullah saw yang menerangkan bahwa hakekat dari rizki, umur, pekerjaan dan kebahagiaan atau kecelakaan termasuk jodoh telah ditentukan oleh Allah SWT sebelum seseorang lahir ke dunia. Apapun yang telah Allah ketahui dan tetapkan pada setiap manusia maka tidak akan pernah berubah, dan hanya Allah lah yang mengetahui apa yang telah terjadi dan yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Tetapi meskipun demikian bukan berarti kita hanya tinggal menunggu, malas-malasan dengan alasan sudah ditentukan. Karena hanya Allahlah yang tahu hakikatnya. Oleh karena itulah Allah dan Rasulnya menyuruh setiap orang untuk terus berikhtiar, berusaha serta melakukan pekejaan yang dapat mengantarkan dirinya kepada cita-citanya, setiap orang muslim harus berpegangan kepada rahmat Allah yang sangat luas yang dengan rahmat tersebut Allah Maha Kuasa untuk mengabulkan dan menuruti keinginannya. Kemudian setelah orang muslim tersebut berusaha dan cita-citanya belum tercapai, baru dia ber-sandar kepada hakekat, agar jiwanya tidak stres. DAPATKAH KETENTUAN ITU DIUBAH. Mungkin terdetik didalam pikiran kita sebuah pertanyaan, apakah hal-hal yang telah ditentukan oleh Allah SWT bisa diubah atau tidak? Sebagai contoh apakah umur kita bisa bertambah panjang atau tidak? Rasulullah SAW bersabda: عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ( من سره أن يبسط له في رزقه أو ينسأ له في آثره فليصل رحمه ) رواه البخاري ( Kira-kira artinya Diriwayatkan dari Anas bin Malik R.A ia berkata:” saya mendengar Rasulullah bersabda:”Barangsiapa yang ingin di lancarkan rezkinya atau dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung silaturrahmi”. (HR. Bukhori) Dari hadits ini kita bisa pahami bahwa orang yang menyambung silaturrahmi akan Allah lancarkan rezkinya dan akan dipanjangkan umurnya. Artinya rezki dan umur bisa berubah dengan menyambung tali silaturrahmi. Secara sekilas kalau kita perhatikan hadits ini bertentangan dengan ayat-ayat alquran dan hadits2x Rasulullah yang menjelaskan bahwa azal, rizki dan lainnya tidak bisa dirubah, seperti firman Allah SWT: فإذا جاء أجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa tatkala azal tiba maka tak seorang pun yang bisa mengundurkan untuk sesaat maupun mempercepatnya. Sebenarnya hadits dan ayat tersebut tidak bertentangan. Karena kita bisa mengambil titik temu antara keduanya. Dalam hal ini sedikitnya ada dua kemungkinan: · Pertama, maksud tambahan umur didalam hadits tersebut dalam arti kinayah yang maksudnya berkah, artinya umurnya akan bertambah berkah karena ketaatan kepada Allah SWT termasuk didalamnya menyambung silaturrahmi. Menyambung silaturrahmi adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan orang yang menyambung silaturrahmi namanya akan harum dan diingat orang lain meskipun ia telah meniggal dunia. Sama seperti orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, orang yang bersedekah jariyah , dan orang yang memiliki keturunan yang shaleh yang mendoakannya. · Kedua, mungkin juga maksud dari tambahan dalam hadits diatas adalah dalam arti yang sesungguhnya, artinya rizki dan umurnya bertambah. Tetapi penambahan disini dalam ruang lingkup pengetahuan malaikat. Adapun ayat diatas dalam ruang lingkup pengetahuan Allah. Jadi seakan- akan Allah berkata kepada malaikat:” umur sifulan 100 tahun jika ia menyambung silaturrahmi dan 60 tahun jika tidak menyambung silaturrahmi. Padahal Allah telah mengetahui sebelumnya apakah sifulan nanti menyambung silaturrahmi atau tidak. Jadi penambahan dan pengurangan hanya terjadi dalam ruang lingkup pengetahuan malaikat saja. (Fathu Al Baari juz 11 halaman 473) . Pendapat pertama kelihatannya lebih tepat untuk hadits diatas. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin ketika menjelaskan hadits diatas dalam salah satu fatwanya ia mengatakan :” Rasulullah Shallallahu ‘ alaihi wa sallam bermaksud menganjurkan umat ini untuk melakukan sesuatu yang mengandung kebaikan. Seperti kita mengatakan ; siapa yang ingin memiliki anak, hendaklah ia menikah. Nikah telah ditetapkan, demikian pula anak telah ditetapkan. maka apabila Allah menghendaki anda memiliki anak, berarti Dia menghendaki anda menikah. Demikian pula rizki telah ditetapkan sejak azali dan juga telah ditetapkan bahwa anda akan menyambung tali silaturahim. Akan tetapi anda tidak mengetahui tentang persoalan ini, maka Nabi memotivasi dirimu. Dan Nabi menjelaskan apabila anda menyambung tali silaturahim maka Allah akan melapangkan rizki anda dan memanjangkan umur anda pula ”. Rezki, umur, pekerjaan, kebahagiaan termasuk jodoh memang telah Allah tetapkan dan ketetapan Allah tidak akan pernah berubah. Tetapi siapa yang tahu isi ketetapan tersebut? Oleh karena itulah kita diperintahkan untuk terus berusaha, berdoa dan bertawakkal kepadaNya. Carilah rezki sebanyak- banyaknya, bekerjalah semampumu, cari jodoh yang sebaik-baiknya tapi ingat semua itu harus berada dalam ruang lingkup syari’at islam. Bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu hidup selamanya, dan beribadahlah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok pagi. Wallohua’lam.

Jumat, 15 Juli 2011

MENYINGKAP RAHASIA SUBUH

Rahasia Subuh . Diantara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk muslim adalah saat subuh . Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Bergitu mulianya waktu subuh , Rasulullah SAW secara khusus berdo’a. “ Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh ,” ( HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah ). Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi dalam bukunya Bisnis Yang Tak Pernah Rugi: Tips Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat dan Dr. Raghib As- Sirjani dalam bukunya “Misteri Sholat Subuh ” menuliskan beberapa keberkahan yang akan didapat bila seorang Muslim melaksanakan sholat subuh berjamaah. Pahalanya sebanding dengan melakukan qiyamul lail sepanjang malam . Bangun dari tidur, lalu memenuhi panggilan adzan dan mengerjakan sholat bersama dengan orang-orang yang beriman, pahalanya sama dengan mengerjakan qiyamul lail sepanjang malam. Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Barang siapa sholat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan dia melakukan qiyamul lail tengah malam dan barang siapa sholat subuh berjama’ah maka seakan- akan dia melakkan sholat sepanjang malam .” ( HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim melalui Utsman bin Affan ). Cahaya di hari kiamat . Sholat subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung dan bintang- bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah : “ Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan .” ( QS. At-Takwir : 1-2 ). Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu, manusia membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kumpulan orang-orang yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala melewati Sirath ( jembatan akhirat), cahaya sangat dibutuhkan. Rasulullah mengabarkan dalam sebuah sabdanya tentang cahaya yang dapat menyinari seorang Muslim saat kiamat nanti. Sumber cahaya itu berasal dari sholat subuh yang dikerjakan berjamaah. “ Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di kegelapan malam bahwa mereka akan beroleh cahaya yang sempurna di hari kiamat .” ( HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya, dan Imam Hakim ). Dalam hadits di atas, Rasulullah menegaskan barang siapa yang berjalan di kegelapan malam menuju tempat sholat (masjid) maka makin besarlah cahayanya dan sinarnya makin luas pada hari kiamat. Orang mukmin megetahui bahwa menjalani kegelapan di dunia ini imbalannya adalah cahaya di akhirat. Berjalan di kegelapan malam menuju masjid tiada lain menabungkan cahaya baginya yang menerangi jalannya di atas Shirath sehingga ia dapat menyeberanginya sampai ke surga. Masuk surga . Rasulullah bersabda “ Barang siapa yang mengerjakan sholat bardain akan masuk surga .” (Fathul Bari). Dalam hadits lain Nabi bersabda, “ Barang siapa yang sholat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga .” ( HR. Bukhari ). Yang dimaksud sholat bardain adalah sholat subuh dan ashar. Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab al-Fath bahwa kedua sholat ini disebut bardain karena keduanya dikerjakan pada waktu sejuk siang hari dan berada di tepi siang hari, yaitu saat udara sejuk dan panas matahari melemah. Pada kedua waktu ini, manusia cenderung beristirahat dan tidur, yang membuatnya malas untuk melakukan aktifitas. Sehubungan dengan kenyataan ini, Nabi Muhammad SAW memberikan semangat dengan menyampaikan berita gembira yang besar. Sekan-akan Rasulullah bersabda bahwa surga diturunkan kepadamu melalui dua waktu yang berharga ini. Karena itu hadirilah olehmu pembagian ini agar kamu mendapat bagian darinya dan lepaskanlah anak-anak panahmu di saat pertempuran niscaya kamu akan memperoleh ghanimahnya. Janganlah kamu tetap berada di tempat bersama orang-orang yang duduk. Bila kamu tetap duduk-duduk kamu akan binasa. Laporan pengawasan . Sesungguhnya setiap muslim mempunyai janji dengan Allah tiap hari, yaitu pada sholat subuh dan sholat Ashar. Di antara kedua sholat itu, malaikat memberikan laporan kepada Allah tentang ibadah kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepadamu. Mereka berkumpul dalam sholat subuh dan sholat Ashar. Malaikat yang semalam bersamamu naik, lalu Tuhan menanyai mereka, padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, ‘Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu tinggalkan?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan tengah sholat dan kami datangi mereka dalam keadaan tengah sholat .” ( HR. Syaikhain melalui Abu Hurairah ). Sholat sunnah yang lebih mulia daripada seisinya . Sholat fajar yaitu sholat sunnah sebelum subuh merupakan sholat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan dengan sholat sunnah lainnya. Rasulullah mengistimewakannya dengan pahala yang begitu besar sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah : “ Dua raka'at fajar (sholat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya .” ( HR. Muslim) . Bekal dunia dan akhirat . Karena waktu yang mengiringi sholat subuh merupakan waktu yang mengandung banyak keberkahan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar waktu itu digunakan untuk menyibukkan diri dengan berdzikir. Seusai mengerjakan sholat subuh . Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah SWT hingga matahari terbit, kemudian beliau sholat Dhuha dua raka'at, sebagaimana sabdanya, “ Barangsiapa yang ikut sholat fajar berjamaah di masjid kemudian duduk berdzikir mengingat Allah SWT sampai matahari terbit, lalu mengerjakan sholat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna .” ( HR. Tirmidzi ). Dibukakan pintu rezeki . Keberkahan subuh juga membuka pintu- pintu rizki -Nya yang telah dihamparkan di hari itu. Sebab itu, Allah SWT menyerukan kaum muslimin untuk menyambut rezeki-Nya dengan segera bangun pagi. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari sholat subuh di masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, “ Wahai anakku, bangunlah, saksikan rizki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dengan terbit matahari .” Memperoleh kesehatan dan kesegaran . Keberkahan lain yang dipetik oleh orang yang bangun subuh adalah sehat. Hal ini, menurut majalah al Mujtama, Kuwait disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : udara pada waktu subuh mengandung kadar gas ozon dalam presentase yang lebih pekat kemudian menipis secara bertahap seiring dengan terbitnya matahari. Gas ozon ini diserap oleh urat-urat syaraf tubuh dan memberikan stimulan kepadanya sehingga otak dan otot dapat bekerja secara optimal, presentase sinar ultra violet pada pagi hari relatif lebih kuat. Sinar ini merangsang kulit tubuh untuk membuat vitamin D yang berguna untuk tulang, sebagaimana sinar infra merah mempunyai pengaruh yang membangkitkan kesadaran dan presentase cortison yang terkandung di dalam darah relatif makin tinggi pada waktu subuh dan kadarnya makin merendah secara relatif di petang hari. Melihat Allah di akhirat . Tiada suatu nikmat pun yang diberikan Allah kepada ahli surga yang lebih disukai oleh mereka daripada memandang wajah Allah yang Maha Mulia. Kemuliaan ini hanya didapat oleh ahli sholat sunnah fajar, sebagaimana yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui sabdanya, “ Ingatlah, sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian bagaikan kalian melihat bulan ini, kalian tidak terdesak-desak saat melihatnya. Jika kalian mampu meraih kesempatan dengan mengerjakan sholat (sunnah) sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, kerjakanlah! ”. Rasulullah lalu menyampaikan firman Allah, “ … dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu malam hari (sebelum matahari terbit) dan pada waktu-waktu siang hari (sebelum matahari terbenam) supaya kamu merasa senang .” ( QS. Thaha : 13 ). | Meriahkan pesta ulang tahun bersama GarudaFood

Kamis, 14 Juli 2011

ILMU LADUNI , ANTARA HAKIKAT DAN KHURAFAT

  Manusia dilahirkan di bumi ini dalam keadaan bodoh, tidak mengerti apa-apa. Lalu Allah mengajarkan kepadanya berbagai macam nama dan pengetahuan agar ia bersyukur dan mengabdikan dirinya kepada Allah dengan penuh kesadaran dan pengertian. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (An- Nahl: 78) Pada hakikatnya, semua ilmu makhluk adalah "Ilmu Laduni" artinya ilmu yang berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Para malaikat-Nya pun berkata: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami." (Al-Baqarah: 32) Ilmu laduni dalam pengertian umum ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, ilmu yang didapat tanpa belajar ( wahbiy ). Kedua, ilmu yang didapat karena belajar ( kasbiy ). Bagian pertama (didapat tanpa belajar) terbagi menjadi dua macam: 1. Ilmu Syar'iat , yaitu ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul  melalui jalan wahyu (wahyu tasyri'), baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Jadi semua wahyu yang diterima oleh para nabi semenjak Nabi Adam alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah ilmu laduni termasuk yang diterima oleh Nabi Musa dari Nabi Khidlir . Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Khidhir: "Yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (Al-Kahfi: 65) Di dalam hadits Imam Al Bukhari, Nabi Khidlir alaihissalam berkata kepada Nabi Musa alaihissalam: "Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga) berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadamu yang aku tidak mengetahuinya juga." Ilmu syari'at ini sifatnya mutlak kebenarannya, wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap mukallaf (baligh dan mukallaf) sampai datang ajal kematiannya. 2. Ilmu Ma'rifat (hakikat) , yaitu ilmu tentang sesuatu yang ghaib melalui jalan kasyf (wahyu ilham/terbukanya tabir ghaib) atau ru'ya (mimpi) yang diberikan oleh Allah kepada hamba- hambaNya yang mukmin dan shalih. Ilmu kasyf inilah yang dimaksud dan dikenal dengan julukan "ilmu laduni" di kalangan ahli tasawwuf. Sifat ilmu ini tidak boleh diyakini atau diamalkan manakala menyalahi ilmu syari'at yang sudah termaktub di dalam mushaf Al-Qur' an maupun kitab-kitab hadits. Menyalahi di sini bisa berbentuk menentang, menambah atau mengurangi. Bagian Kedua Adapun bagian kedua yaitu ilmu Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya melalui jalan kasb (usaha) seperti dari hasil membaca, menulis, mendengar, meneliti, berfikir dan lain sebagainya. Dari ketiga ilmu ini (syari'at, ma'rifat dan kasb ) yang paling utama adalah ilmu yang bersumber dari wahyu yaitu ilmu syari'at, karena ia adalah guru. Ilmu kasyf dan ilmu kasb tidak dianggap apabila menyalahi syari'at. Inilah hakikat pengertian ilmu laduni di dalam Islam. Khurafat Shufi Istilah "ilmu laduni" secara khusus tadi telah terkontaminasi (tercemari) oleh virus khurafat shufiyyah. Sekelompok shufi mengatakan bahwa: 1 . "Ilmu laduni" atau kasyf adalah ilmu yang khusus diberikan oleh Allah kepada para wali shufi. Kelompok selain mereka, lebih-lebih ahli hadits(sunnah), tidak bisa mendapatkannya. 2 . "Ilmu laduni" atau ilmu hakikat lebih utama daripada ilmu wahyu (syari'at). Mereka mendasarkan hal itu kepada kisah Nabi Khidlir alaihissalam dengan anggapan bahwa ilmu Nabi Musa alaihissalam adalah ilmu wahyu sedangkan ilmu Nabi Khidhir alaihissalam adalah ilmu kasyf (hakikat). Sampai-sampai Abu Yazid Al-Busthami (261 H.) mengatakan: "Seorang yang alim itu bukanlah orang yang menghapal dari kitab, maka jika ia lupa apa yang ia hapal ia menjadi bodoh, akan tetapi seorang alim adalah orang yang mengambil ilmunya dari Tuhannya di waktu kapan saja ia suka tanpa hapalan dan tanpa belajar. Inilah ilmu Rabbany. " 3 . Ilmu syari'at (Al-Qur'an dan As-Sunnah) itu merupakan hijab (penghalang) bagi seorang hamba untuk bisa sampai kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 4 . Dengan ilmu laduni saja sudah cukup, tidak perlu lagi kepada ilmu wahyu, sehingga mereka menulis banyak kitab dengan metode kasyf , langsung didikte dan diajari langsung oleh Allah, yang wajib diyakini kebenarannya. Seperti Abd. Karim Al-Jiliy mengarang kitab Al-Insanul Kamil fi Ma'rifatil Awakhir wal Awail . Dan Ibnu Arabi (638 H) menulis kitab Al-Futuhatul Makkiyyah . 5 . Untuk menafsiri ayat atau untuk mengatakan derajat hadits tidak perlu melalui metode isnad (riwayat), namun cukup dengan kasyf sehingga terkenal ungkapan di kalangan mereka "Hatiku memberitahu aku dari Tuhanku." Atau "Aku diberitahu oleh Tuhanku dari diri-Nya sendiri, langsung tanpa perantara apapun." Sehingga akibatnya banyak hadits palsu menurut ahli hadits, dishahihkan oleh ahli kasyf ( tasawwuf) atau sebaliknya. Dari sini kita bisa mengetahui mengapa ahli hadits (sunnah) tidak pernah bertemu dengan ahli kasyf (tasawwuf). Bantahan Singkat Terhadap Kesesatan di atas 1 . Kasyf atau ilham tidak hanya milik ahli tasawwuf. Setiap orang mukmin yang shalih berpotensi untuk dimulyakan oleh Allah dengan ilham. Abu Bakar radhiallahu anhu diilhami oleh Allah bahwa anak yang sedang dikandung oleh isterinya (sebelum beliau wafat) adalah wanita. Dan ternyata ilham beliau (menurut sebuah riwayat berdasarkan mimpi) menjadi kenyataan. Ibnu Abdus Salam mengatakan bahwa ilham atau ilmu Ilahi itu termasuk sebagian balasan amal shalih yang diberikan Allah di dunia ini. Jadi tidak ada dalil pengkhususan dengan kelompok tertentu, bahkan dalilnya bersifat umum, seperti sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasalam: "Barangsiapa mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum ia ketahui." (Al-Iraqy berkata: HR. Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah dari Anas radhiallahu anhu, hadits dhaif ).   2 . Yang benar menurut Ahlusunnah wal Jama'ah adalah Nabi Khidhir alaihissalam memiliki syari' at tersendiri sebagaimana Nabi Musa alaihissalam. Bahkan Ahlussunnah sepakat kalau Nabi Musa alaihissalam lebih utama daripada Nabi Khidhir alaihissalam karena Nabi Musa alaihissalam termasuk Ulul 'Azmi (lima Nabi yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran yang tinggi, yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad). Adapun pernyataan Abu Yazid, maka itu adalah suatu kesalahan yang nyata  karena Nabi shallallahu 'alaihi wasalam hanya mewariskan ilmu syari'at (ilmu wahyu), Al-Qur'an dan As- Sunnah. Nabi  mengatakan bahwa para ulama yang memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itulah pewarisnya, sedangkan anggapan ada orang selain Nabi shallallahu 'alaihi wasalam yang mengambil ilmu langsung dari Allah kapan saja ia suka, maka ini adalah khurafat sufiyyah.   3 . Anggapan bahwa ilmu syari'at itu hijab adalah sebuah kekufuran, sebuah tipu daya syetan untuk merusak Islam. Karena itu, tasawwuf adalah gudangnya kegelapan dan kesesatan. Sungguh sebuah sukses besar bagi iblis dalam memalingkan mereka dari cahaya Islam.   4 . Anggapan bahwa dengan "ilmu laduni" sudah cukup adalah kebodohan dan kekufuran. Seluruh ulama Ahlussunnah termasuk Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengatakan: "Setiap hakikat yang tidak disaksikan (disahkan) oleh syari'at adalah zindiq (sesat)."   5 . Inilah penyebab lain bagi kesesatan tasawwuf. Banyak sekali kesyirikan dan kebid'ahan dalam tasawwuf yang didasarkan kepada hadits-hadits palsu. Dan ini pula yang menyebabkan orang-orang sufi dengan mudah dapat mendatangkan dalil dalam setiap masalah karena mereka menggunakan metode tafsir bathin dan metode kasyf dalam menilai hadits, dua metode bid'ah yang menyesatkan. Tiada kebenaran kecuali apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda: "Wahai manusia belajarlah, sesungguhnya ilmu itu hanya dengan belajar dan fiqh (faham agama) itu hanya dengan bertafaqquh (belajar ilmu agama/ilmu fiqh). Dan barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka ia akan difaqihkan (difahamkan) dalam agama ini." ( HR. Ibnu Abi Ashim, Thabrani, Al-Bazzar dan Abu Nu'aim, hadits hasan ). ( Abu Hamzah As- Sanuwi ). Maraji': 1 . Al-Fathur Rabbaniy , Abdul Qadir Al-Jailani (hal. 159 , 143 , 232). 2 . Al-Fatawa Al-Haditsiyah , Al-Haitamiy (hal. 128 , 285 , 311). 3 . Ihya' Ulumuddin , Al-Ghazali (jilid 3 /22-23) dan (jilid 1 /71). 4 . At-Tasawwuf , Muhammad Fihr Shaqfah (hal. 26 , 125 , 186 , 227). 5 . Fathul Bariy , Ibnu Hajar Al-Asqalaniy (I/141 , 167). 6 . Fiqhut Tasawwuf , Ibnu Taimiah (218). 7 . Mawaqif Ahlusunnah , Utsman Ali Hasan (60 , 76). 8 . Al-Hawi , Suyuthiy (2 /197).

Senin, 11 Juli 2011

DUNIA YANG MENIPU

Allah menggambarkan kehidupan dunia ini sebagai senda gurau dan permainan belaka. Sementara kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang sebenarnya. Artinya, Allah mengkondisikan kita untuk memandang dunia dengan santai tidak terlalu serius. Karena di dunia ini tidak ada keadaan yang benar-benar bisa dikatakan bahagia atau sebaliknya sedih. Di dunia ini tidak ada keberhasilan hakiki maupun kegagalan sejati. Segala sesuatu di dunia ini bersifat fana alias sementara. Kadang seseorang bahagia kadang seseorang sedih. Kadang ia berhasil kadang ia gagal. Itulah dunia dengan segala tabiat sementaranya.   Sebaliknya dengan kehidupan dunia, kehidupan akhirat merupakan kehidupan sejati. Tidak ada orang berbahagia di akhirat untuk jangka waktu singkat saja. Dan tidak ada pula yang mengalami penderitaan sementara saja, kecuali Allah menghendaki selain itu. “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64) Allah ta’aala menghendaki agar orang bertaqwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan terhadap dunia Allah ta’aala menghendaki orang bertaqwa agar berlaku proporsional saja dan tidak terlampau ngoyo dalam meraih keberhasilannya. Sebab kehidupan dunia ini Allah ta’aala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar bermain-main dan bersenda-gurau.   Namun dalam kehidupan kita dewasa ini kebanyakan orang malah sangat serius bila menyangkut urusan kehidupan dunia. Mereka siap mengerahkan tenaga, fikiran, dana dan waktu all out untuk menggapai keberhasilan duniawinya. Sedangkan bila menyangkut urusan akhirat mereka hanya mengerahkan tenaga dan waktu sisa, fikiran sampingan serta dana receh. Jika hal ini terjadi kepada kaum kafir alias tidak beriman kita tentu bisa maklumi. Tapi di dalam zaman penuh fitnah ini tidak sedikit saudara muslim yang kita saksikan bertingkah dan berpacu merebut dunia laksana  kaum kafir. Allah memang menggambarkan bahwa kaum yang tidak beriman sangat peduli dan faham akan sisi material kehidupan dunia ini. Namun mereka lalai dan tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai kehidupan akhirat.   “Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS ArRuum ayat 7)   Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”. Sungguh tepat ungkapan beliau ini. Sebab kelak di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia  menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu.   Saat manusia berada di alam akhirat barulah ia akan menyadari betapa sejatinya kehidupan di sana. Kesenangannya hakiki dan penderitaannya sejati. Surga bukanlah khayalan dan sekedar dongeng orang-orang tua di masa lalu. Begitu pula dengan neraka, ia bukan suatu mitos atau sekedar cerita-ceirta orang dahulu kala. Surga dan neraka adalah perkara hakiki, saudaraku. Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan dengan deskripsi yang sangat kontras dan ekstrim mengenai betapa berbedanya tabiat pengalaman hidup di dunia yang menipu dengan kehidupan sejati akhirat. Perhatikanlah baik-baik hadits di bawah ini: “Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ” Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)   Mengapa orang pertama ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kebaikan serta merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya? Jawabannya: karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Sebaliknya, mengapa orang kedua ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya? Jawabannya: karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah...!!!   Saudaraku, sungguh kehidupan dunia ini sangat tidak pantas kita jadikan ajang perebutan dan perlombaan. Sebab menang di dunia pada hakikatnya hanyalah menang yang menipu. Demikian pula sebaliknya, kalah di dunia hanyalah kalah yang menipu. Saat manusia diperlihatkan surga dan neraka di akhirat kelak, sadarlah ia betapa naifnya perlombaan merebut keberhasilan dunia ini dibandingkan dengan kenikmatan hakiki dan abadi surga yang jauh labih patut ia kejar dan usahakan semaksimal mungkin.  Sadarlah ia betapa lugunya ia saat di dunia berusaha mengelak dari segala derita dan kesusahan dunia jika dibandingkan dengan derita sejati dan lestari neraka yang jauh lebih pantas ia berusaha mengelak dan menjauh darinya.   Pantas bila Allah gambarkan bahwa saat sudah dihadapkan dengan azab neraka orang-orang kafir bakal berharap mereka dapat menebus diri mereka dengan sebanyak apapun yang diperlukan, andai mereka sanggup. Tentunya pada saat itu mereka tidak sanggup dan tidak berdaya.   “Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya ( tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.” (QS Al-Maaidah ayat 36)   Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia puncak cita-cita kami dan batas pengetahuan kami. Amin ya Rabb.-

Minggu, 10 Juli 2011

MENJADI PRIBADI YANG BERSYUKUR

“ Mereka (Para Jin) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya, di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang ( besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba- Ku yang bersyukur ”. (Saba’:13) Ayat ini mengabadikan anugerah nikmat yang tiada terhingga kepada keluarga nabi Daud as sebagai perkenan atas permohonan mereka melalui lisan nabi Sulaiman as yang tertuang dalam surah Shaad: 35 , “ Ia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi ”. Betapa nikmat yang begitu banyak ini menuntut sikap syukur yang totalitas yang dijabarkan dalam bentuk amal nyata sehari-hari. Tampilnya keluarga Daud sebagai teladan dalam konteks bersyukur dalam ayat ini memang sangat tepat, karena dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda: “Shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat nabi Daud; ia tidur setengah malam, kemudian bangun sepertiganya dan tidur seperenam malam. Puasa yang paling dicintai oleh Allah juga adalah puasa Daud; ia puasa sehari, kemudian ia berbuka di hari berikutnya, dan begitu seterusnya”. Bahkan dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dari Tsabit Al-Bunani dijelaskan bagaimana nabi Daud membagi waktu shalat kepada istri, anak dan seluruh keluarganya sehingga tidak ada sedikit waktupun, baik siang maupun malam, kecuali ada salah seorang dari mereka sedang menjalankan shalat. Dalam riwayat lain yang dinyatakan oleh Al-Fudhail bin Iyadh bahwa nabi Daud pernah mengadu kepada Allah ketika ayat ini turun. Ia bertanya: “Bagaimana aku mampu bersyukur kepada Engkau, sedangkan bersyukur itupun nikmat dari Engkau? Allah berfirman, “Sekarang engkau telah bersyukur kepadaKu, karena engkau mengakui nikmat itu berasal daripada-Ku”. Keteladanan nabi Daud yang disebut sebagai objek perintah dalam ayat perintah bersyukur di atas , ternyata diabadikan juga dalam beberapa hadits yang menyebut tentang keutamaan bekerja. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah saw bersabda, “ Tidaklah seseorang itu makan makanan lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri. Karena sesungguhnya nabi Daud as senantiasa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.” Bekerja yang dilakukan oleh nabi Daud tentunya bukan atas dasar tuntutan atau desakan kebutuhan hidup, karena ia seorang raja yang sudah tercukupi kebutuhannya, namun ia memilih sesuatu yang utama sebagai perwujudan rasa syukurnya yang tiada terhingga kepada Allah swt. Secara redaksional, yang menarik karena berbeda dengan ayat-ayat yang lainnya adalah bahwa perintah bersyukur dalam ayat ini tidak dengan perintah langsung “Bersyukurlah kepada Allah”, tetapi disertai dengan petunjuk Allah dalam mensyukuri-Nya, yaitu “ Bekerjalah untuk bersyukur kepada Allah”. Padahal dalam beberapa ayat yang lain, perintah bersyukur itu langsung Allah sebutkan dengan redaksi fi’il Amr , seperti dalam firman Allah yang bermaksud, “ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukur lah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. (Al-Baqarah: 152) , juga dalam surah Az-Zumar: 66 , “Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur ”. Redaksi seperti dalam ayat di atas menunjukkan bahwa esensi syukur ada pada perbuatan dan tindakan nyata sehari-hari. Dalam hal ini, Ibnul Qayyim merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur yang sungguh-sungguh, yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, dengan hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan. Sehingga bentuk implementasi dari rasa syukur bisa beragam; shalat seseorang merupakan bukti syukurnya, puasa dan zakat seseorang juga bukti akan syukurnya, segala kebaikan yang dilakukan karena Allah adalah implementasi syukur. Intinya, syukur adalah takwa kepada Allah dan amal shaleh seperti yang disimpulkan oleh Muhammad bin Ka’ab Al- Quradhi. Az-Zamakhsyari memberikan penafsirannya atas petikan ayat, “ Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah ” bahwa ayat ini memerintahkan untuk senantiasa bekerja dan mengabdi kepada Allah swt dengan semangat motifasi mensyukuri atas segala karunia nikmat-Nya. Ayat ini juga menjadi argumentasi yang kuat bahwa ibadah hendaklah dijalankan dalam rangka mensyukuri Allah swt. Makna inilah yang difahami oleh Rasulullah saw ketika Aisyah mendapati beliau senantiasa melaksanakan shalat malam tanpa henti, bahkan seakan-akan memaksa diri hingga kakinya bengkak-bengkak. Saat ditanya oleh Aisyah, “Kenapa engkau berbuat seperti ini? Bukankah Allah telah menjamin untuk mengampuni segala dosa-dosamu?” Rasulullah menjawab, “ Tidakkah (jika demikian) aku menjadi hamba Allah yang bersyukur ”. (HR. Al-Bukhari). Pemahaman Rasulullah saw akan perintah bersyukur yang tersebut dalam ayat ini disampaikan kepada sahabat Mu’adz bin Jabal ra dalam bentuk pesannya setiap selesai sholat, “Hai Muaz, sungguh aku sangat mencintaimu. Janganlah engkau tinggalkan setiap selesai sholat untuk membaca do’a, “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berzikir ( mengingatiMu), mensyukuri ( segala nikmat)Mu, dan beribadah dengan baik”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i). Dalam pandangan Sayid Qutb, penutup ayat di atas “ Dan sedikit sekali dari hamba-hamba- Ku yang bersyukur ” merupakan sebuah pernyataan akan kelalaian hamba Allah swt dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun mereka berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja mereka tidak akan mampu menandingi nikmat Allah swt yang di karunia kan terhadap mereka yang tidak terbilang. Sehingga sangat ironis dan merupakan peringatan bagi mereka yang tidak mensyukurinya sama sekali. Dalam hal ini, Umar bin Khattab ra pernah mendengar seseorang berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit”. Mendengar itu, Umar terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?” Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah berfirman, “ Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur ”, makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut. Ciri lain seorang hamba yang bersyukur secara korelatif dapat ditemukan dalam ayat setelahnya bahwa ia senantiasa memandang segala jenis nikmat yang terbentang di alam semesta ini sebagai bahan perenungan akan kekuasaan Allah swt yang tidak terhingga, sehingga hal ini akan menambah rasa syukurnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Allah swt berfirman diantaranya, “ Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur ”. (Saba’:19). Ayat yang senada dengan redaksi yang sama diulang pada tiga tempat, yaitu surah Ibrahim: 5 , Luqman: 31 , dan surah Asy-Syura’: 33. Memang komitmen dengan akhlaqul Qur’an , di antaranya bersyukur merupakan satu tuntutan sekaligus kebutuhan di tengah banyaknya cobaan yang menerpa bangsa ini dalam beragam bentuknya. Jika segala karunia Allah swt yang terbentang luas dimanfaatkan dengan baik untuk kebaikan bersama dengan senantiasa mengacu kepada aturan Allah swt, Sang Pemilik Tunggal, maka tidak mustahil, Allah swt akan menurunkan rahmat dan kebaikanNya untuk bangsa ini dan menjauhkannya dari malapetaka, karena demikianlah balasan yang tertinggi yang disediakan oleh Allah swt bagi komunitas dan umat yang senantiasa mampu mensyukuri segala bentuk nikmat Allah swt: “ Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui ”. (An-Nisa’:147) Allahu A’lam.

Senin, 04 Juli 2011

Z U H U D


Ada 3 tingkatan zuhud yaitu: 1. Tingkat Mubtadi’ (tingkat pemula) yaitu orang yang tidak memiliki sesuatu dan hatinya pun tidak ingin memilikinya. 2. Tingkat Mutahaqqiq yaitu orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan baginya. 3. Tingkat Alim Muyaqqin yaitu orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai nilai, karena dunia hanya melalaikan orang dari mengingat Allah. (menurut Abu Nasr As Sarraj At Tusi) Menurut AI Gazali membagi zuhud juga dalam tiga tingkatan yaitu: 1. Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik dari padanya 2. Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakheratan 3. Meninggalkan segala sesuatu selain Allah karena terlalu mencintai-Nya Dalam keterangan di atas dapat disimpulkan pandangan bahwa harta benda adalah se’suatu yang harus dihindari karena dianggap dapat memalingkan hati, dari mengingat tujuan perjalanan sufi yaitu Allah. Namun ada yang berpendapat bahwa zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta benda dan tidak suka mengenyam nikmat duniawi, tetapi sebenarnya adalah kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada Allah

Sabtu, 02 Juli 2011

JANGAN BERSEDIH (LA TAHZAN - AIDH AL QARNY)


Ya Allah! Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (QS. Ar-Rahman: 29) Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: "Ya Allah!" Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru: "Ya Allah!" Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru: "Ya Allah!" Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir- tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah: "Ya Allah!"   Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru: "Ya Allah!" Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah:"Ya Allah!" Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam. Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang, dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah. Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya. Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, keyakinan akan semakin kokoh. Karena, Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. (QS. Asy-Syura: 19)   Allah: nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga. Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah?) (QS. Maryam: 65) Allah: milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah. Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan . (QS. Ghafir: 16) Allah: dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan. Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lab. (datangnya). (QS. An-Nahl: 53) Allah: pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dan keperkasaan. Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf, Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah. Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna, akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabku Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-Mu yang menentramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini kedamaian. Dan, ganjarlah dengan kemenangan yang nyata. Wahai Rabb, tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu. Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah-Mu. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala tentara-Mu. Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.   download La Tahzan s/d hal 100 .

Senin, 27 Juni 2011

CARA MERUBAH TAKDIR


Mengubah Takdir Dengan Berdo’a. Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir. Cara pertama ialah dengan berdo’a seperti yang dijelaskan pada hadits diatas. Cara Kedua adalah bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “ Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram ” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad) Cara Ketiga adalah bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda : “ Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’ atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?  Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang- orang yang dholim ”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim) . Cara keempat ialah dengan bershalawat ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “ Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni ” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni) Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita dimasa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.

Selasa, 21 Juni 2011

''C I N T A'' ( MAHABBAH RABIATUL ADAWIYAH / SUFI )

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa
penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas
dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala
kebencian membawa kepada kemusnahan.
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk
memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk
melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan
sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping
lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya
Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu
menyapa air mata yg satu lagi, ” Saya air mata seorang gadis yang
mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu
pula ?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki
yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya
berlalu begitu sahaja. ”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih
mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya
walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih
mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih
merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak
mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai
dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup
matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi
titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang
cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan
walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih
percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang
masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya
dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan
untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang
sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa
catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan
kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada
hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan
orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita
harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi
menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan
semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas,
keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi
telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak
mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang
dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan
cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu
seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan
bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus
membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika
kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat
menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya
dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang
yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang
sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu
sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu,
tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala
musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai
mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu,
membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya
serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai
menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran
yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan
diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri
manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan
suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia
jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu
kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain
perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang
subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi
pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di
hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata
cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati
segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila
sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan
biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke
mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika
manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta
namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih
namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah.
Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar
diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah
jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih
sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

Senin, 20 Juni 2011

KISAH CINTA ABADI LAILA MAJNUN


    “Only man can know the pain of having something that he doesn’t need. While need something that he doesn’t have……”   Laila Majnun, sebuah kisah dari cerita rakyat arab, tentang kecantikan seorang gadis bernama Laila, yang menarik hati seorang pemuda, Qais keturunan Bani Amir. Qais yang semula pandai, gagah dan berasal dari kabilah terhormat, menjadi “majnun” alias gila, karena kasihnya yang tak sampai. Qais, yang tersiksa karena takdir yang selalu memusuhinya, sedang hasrat tak mampu ditundukan hatinya, menjadikan dia lupa akan hakikat hidupnya sendiri. Walau kegilaan yang dialaminya mengilhami tutur bahasa sastra yang indah, dan ketulusan jiwa dalam derita cinta, tetap saja sebutan “majnun” tak dapat ditepisnya. Kisah tentang Qais dan Laila yang hidup di suatu negeri wilayah tanah Arab. Qais yang berwajah tampan dan Laila yang terkenal akan kecantikannya, yang menjadi dambaan setiap laki-laki. Akhirnya cinta mereka kandas karena adat melarang mereka untuk mengekspresikan gelora cintanya. Maka, tumpah ruahlah segala rasa rindu dan cinta dalam bentuk syair dan puisi yang mengalir menentang takdir mereka. Suatu ketika Qais memutuskan ikut berniaga ke negeri lain bersama ayahnya agar kelak ia memiliki bekal pengetahuan sendiri tentang perniagaan. Ketika pamit kepada Laila, Qais memberikan seuntai kalung mutiara sebagai tanda kesetiaannya. Qais minta Laila berjanji untuk melepaskan sebuah mutiara dari untaiannya apabila waktu sudah menunjukkan bulan baru. Ia pun berjanji akan kembali sebelum untaian mutiara habis. Meskipun sangat sedih, Laila merelakan kekasihnya pergi mencari pengalaman. Sepeninggal Qais, Laila hanya bermenung diri dan menciptakan syair sebagai pelambang rindu. Suatu hari, ayah Laila, Al-Mahdi, pulang ke rumah bersama seorang tamu bernama Sa’d bin Munif, yang diajak menginap. Tamu itu seorang saudagar kaya raya yang berasal dari Irak. Ketika berjumpa Laila, Sa’d bin Munif langsung jatuh cinta dan melamar Laila kepada ayahnya. Tanpa sepengetahuan Laila, Al-Mahdi menerima lamaran tersebut karena tergiur oleh mas kawin 1.000 dinar dan harta kekayaan Sa’d bin Munif. Laila tak berdaya melawan perintah ayahnya karena adat memang menyatakan bahwa laki-laki berkuasa atas perempuan. Sementara itu, Qais yang telah memasuki bulan ke-9 ikut berniaga ke negeri-negeri seperti Damsjik, Jerusalem, Hims, Halab, Anthakijah, Irak, Koefah, hingga Basrah tidak dapat lagi menahan rindunya terhadap Laila. Wajahnya tampak muram dan badannya semakin kurus. Ayah Qais melihat kesedihan anaknya dan menanyakan ada apakah gerangan yang telah mengganggu pikirannya. Akhirnya Qais berterus terang tentang kisah cintanya dengan Laila. Demi mendengar penuturan anaknya, Al-Mulawwah memutuskan segera kembali ke kampung halamannya dan berjanji akan melamar Laila untuk Qais. Ketika sampai kampung halaman, Al-Mulawwah bergegas menemui ayah Laila dan menawarkan 100 unta sebagai pengganti uang 1.000 dinar yang telah diberikan Sa’d bin Munif. Akan tetapi, dengan sombongnya, ayah Laila menolak lamaran Al-Mulawwah. Tak berapa lama kemudian, pesta perkawinan Laila dan Sa’d bin Munif diselenggarakan secara besar-besaran. Maka, hancur luluhlah hati Qais. Tak ada satu obat pun yang bisa menyembuhkan sakitnya ini, meskipun orangtuanya telah mendatangkan banyak tabib ternama. Sejak itu Qais tidak mau berbicara kepada orang lain, ia sibuk dengan dirinya sendiri dan sering kali terlihat berbicara sendiri. Karena perilaku aneh inilah orang sekampungnya memanggil Qais dengan Majnun, yang berarti kurang sempurna pikirannya. Akan halnya Laila, meskipun kini telah menjadi istri Sa’d bin Munif, ia tetap mencintai Qais. Menurut Laila, secara fisik ia boleh menjadi istri Sa’d bin Munif, tetapi jiwanya tetap untuk Qais. Dalam ungkapannya, di dunia Qais dan Laila bukanlah pasangan suami istri, tetapi di akhirat mereka menjadi pasangan abadi. Karena tak kuat menanggung penderitaan cinta ini, Laila sakit dan selalu memanggil nama Qais. Akhirnya Qais pun dipanggil untuk menemui Laila. Ketika mereka bertemu, Laila memberi pesan terakhir bahwa mereka akan bertemu nanti di akhirat sebagai sepasang kekasih. Demi melihat kekasihnya meninggal, putus asalah Qais. Tak ada lagi keinginannya untuk hidup. Sehari- hari kerjanya hanya duduk di pusara Laila hingga akhirnya Qais meninggal. Maka, jasad Qais pun dibaringkan di samping pusara Laila. Kira-kira 10 tahun kemudian, beberapa musafir menziarahi kubur mereka berdua. Di atas kedua pusara itu telah tumbuh dua rumpun bambu yang pucuknya saling berpelukan. Maka, masyhurlah kisah ini sebagai kisah Laila-Majnun.   Cinta memang tidak datang tiba-tiba, juga tidak dapat padam seketika. Tak seorangpun dapat mengelak jika gelora asmara tiba-tiba menggelegak. Tak ada jiwa yang dapat menyangka, jika badai cinta menggelora di dada. Cerita roman yang penuh puisi cinta dan pengorbanan, menjadi inspirasi para pemuja cinta, yang rela “mengorbankan” hidupnya demi cita-cita absurd yang bertema cinta. Persis cerita shakespeare tentang Romeo & Juliet yang berujung bunuh diri karena tak sudi menyerah atas perjuangan cintanya, cerita film Titanic tentang Rose DeWitt & Jack Dawson, yang “gagal” mewujudkan cinta mereka dan tenggelam bersama Titanic yang perkasa, cerita epik – romantik ini selalu menjadi “contoh khayal” para pemujanya, yang selalu mengagungkan cita-cita cinta mereka. Laskar cinta, rekaan Dhani Ahmad, adalah salah satu lagu yang banyak digandrungi orang karena nada dan liriknya yang seolah meng-kampanyekan keagungan cinta. Banyak orang yang tergelincir kedalam kekufuran karena api cinta yang menyala-nyala. Banyak orang tersesat dari jalan surga, karena tipu daya syahwat yang berbungkus cinta. Banyak orang yang “termehe-mehe” (baca: melankolis, mengurai air mata)   ketika mendengarkan lagu-lagu Chrisye bertemakan cinta.   Padahal, cinta sejati seorang muslim adalah cintanya terhadap Allah SWT & Rasul. Apapun yang diperbuatnya, selalu menginginkan pertemuannya dengan Allah &Rasul di akhirat kelak. Cinta yang berlandaskan keimanan, seolah mengorbankan keluhuran jiwa dan kemurnian hati, yang dinamakan cinta. Padahal cinta terhadap kekasih hati, belahan jiwa, tumpuan asa, tidak pernah diharamkan oleh agama. Tetapi itu semua haruslah demi meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Sang Pecipta, Allah Robb Al Amin..   Laila Majnun hanyalah sebuah kisah cinta sepasang manusia biasa, yang mungkin menerpa kita juga. Tak perlu kita mengagungkan perjuangan cintanya karena hal itu sama saja menggugat takdir yang diberikan Allah. Cinta adalah “bumbu” kehidupan yang menjadikan indahnya perjalanan hidup manusia. Cinta bukanlah tujuan dari keberadaan manusia di dunia, bukan pula akhir dari perjuangan di alam fana. Cinta hanyalah “kendaraan” untuk meraih kebahagiaan sejati, yaitu keridloan Allah untuk mendapatkan surga, yang luasnya seluas bumi dan langit.   “When I’m Falling Love....It will be completely…Or I never Fall in Love……..” (Dapatkah kita menerapkannya dalam mencintai Allah & Rasul ???)     By r.k.y.u