Senin, 18 April 2011

DIALOG IBLIS VS NABI MUHAMMAD SAW

Allah SWT telah memerintahkan
seorang Malaikat menemui Iblis
supaya dia menghadap
Rasulullah saw untuk memberitahu
segala rahasianya, baik yang disukai
maupun yang dibencinya.
Hikmatnya ialah untuk meninggikan
derajat Nabi Muhammad SAW dan
juga sebagai peringatan dan perisai
kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis
dan berkata, "Hai Iblis! Bahwa Allah
Yang Maha Mulia dan Maha Besar
memberi perintah untuk
menghadap
Rasullullah saw. Hendaklah engkau
buka segala rahasiamu dan apapun
yang ditanya Rasulullah hendaklah
engkau jawab dengan sebenar-
benarnya. Jikalau engkau berdusta
walau satu perkataan pun, niscaya
akan terputus semua anggota
badanmu, uratmu, serta disiksa
dengan azab yang amat keras."
Mendengar ucapan Malaikat yang
dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan.
Maka segeralah dia menghadap
Rasulullah SAW dengan menyamar
sebagai seorang tua yang buta
sebelah matanya dan berjanggut
putih 10 helai, panjangnya seperti
ekor lembu. Iblis pun memberi
salam, sehingga 3 kali tidak juga
dijawab oleh Rasulullah saw. Maka
sambut Iblis (alaihi laknat),
"Ya Rasulullah! Mengapa engkau
tidak mejawab salamku? Bukankah
salam itu sangat mulia
di sisi Allah?" Maka jawab Nabi
dengan marah, "Hai Aduwullah
seteru Allah! Kepadaku engkau
menunjukkan kebaikanmu?
Janganlah mencoba menipuku
sebagaimana kau tipu Nabi Adam
a.s sehingga keluar dari syurga,
Habil mati teraniaya dibunuh Qabil
dengan sebab hasutanmu, Nabi
Ayub engkau tiup dengan asap
beracun ketika dia sedang sujud
sembahyang hingga dia sengsara
beberapa lama, kisah Nabi Daud
dengan perempuan Urya, Nabi
Sulaiman meninggalkan kerajaannya
karena engkau menyamar sebagai
isterinya dan begitu juga beberapa
Anbiya dan pendeta yang telah
menanggung sengsara akibat
hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu
sangat mulia di sisi Allah azza
wajalla, cuma salammu saja aku
tidak hendak menjawabnya karena
diharamkan
Allah. Maka aku kenal baik-baik
engkaulah Iblis, raja segala iblis,
syaitan dan jin yang menyamar diri.
Apa kehendakmu datang
menemuiku?"
Taklimat Iblis, "Ya Nabi Allah!
Janganlah engkau marah. Karena
engkau adalah Khatamul Anbiya
maka dapat mengenaliku.
Kedatanganku adalah diperintah
Allah untuk memberitahu segala tipu
dayaku terhadap umatmu dari
zaman Nabi Adam hingga akhir
zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa
yang engkau tanya, aku bersedia
menerangkan satu persatu dengan
sebenarnya, tiadalah aku berani
menyembunyikannya. "
Maka Iblis pun bersumpah
menyebut nama Allah dan berkata,
"Ya Rasulullah! Sekiranya aku
berdusta barang sepatah pun
niscaya hancur leburlah badanku
menjadi abu."
Apabila mendengar sumpah Iblis
itu, Nabi pun tersenyum dan berkata
dalam hatinya, inilah satu peluangku
untuk menyiasati segala
perbuatannya agar didengar oleh
sekalian sahabat yang ada di majlis
ini dan menjadi perisai kepada
seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
"Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar
musuhmu dan bagaimana aku
terhadapmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku
yang paling besar di antara segala
musuhku di muka bumi ini."
Maka Nabi pun
memandang muka Iblis, dan Iblis
pun menggeletar karena ketakutan.
Sambung Iblis, "Ya Khatamul
Anbiya! Ada pun aku dapat
merubah diriku seperti sekalian
manusia, binatang dan lain-lain
hingga rupa dan suara pun tidak
berbeda, kecuali dirimu saja yang
tidak dapat aku tiru karena dicegah
oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu,
maka terbakarlah diriku menjadi
abu. Aku cabut iktikad/niat anak
Adam supaya menjadi kafir karena
engkau berusaha memberi nasihat
dan pengajaran supaya mereka kuat
untuk memeluk agama Islam,
begitu jugalah aku berusaha
menarik mereka kepada kafir,
murtad atau munafik. Aku
akan menarik seluruh umat Islam
dari jalan benar menuju jalan yang
sesat supaya masuk ke dalam
neraka dan kekal di dalamnya
bersamaku."
Pertanyaan Nabi (2):
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu
kepada makhluk Allah?"
Jawab Iblis:
"Adalah satu kemajuan bagi
perempuan yang merenggangkan
kedua pahanya kepada lelaki yang
bukan suaminya, setengahnya
hingga mengeluarkan benih yang
salah sifatnya. Aku goda semua
manusia supaya meninggalkan
sholat, terbuai dengan makan
minum, berbuat durhaka, aku
lalaikan dengan harta benda
daripada emas, perak dan permata,
rumahnya, tanahnya, ladangnya
supaya hasilnya dibelanjakan ke
jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang
bercampur antara lelaki dan
perempuan. Disana aku lepaskan
sebesar-besar godaan supaya hilang
peraturan dan minum arak. Apabila
terminum arak itu maka hilanglah
akal, fikiran dan malunya. Lalu aku
ulurkan tali cinta dan terbukalah
beberapa pintu maksiat yang besar,
datang perasaan hasad
dengki hingga kepada pekerjaan
zina. Apabila terjadi kasih antara
mereka, terpaksalah mereka
mencari uang hingga menjadi
penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah
mereka lalu hendak bertaubat atau
berbuat amal ibadat, aku akan rayu
mereka supaya mereka
menangguhkannya.
Bertambah keras aku goda supaya
menambahkan maksiat dan
mengambil isteri orang. Bila kena
goda hatinya, datanglah rasa ria,
takabur, megah, sombong dan
melengahkan amalnya. Bila
pada lidahnya, mereka akan gemar
berdusta, mencela dan mengumpat.
Demikianlah aku goda mereka setiap
saat."
Pertanyaan Nabi (3):
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah
payah melakukan pekerjaan yang
tidak mendatangkan faedah bahkan
menambahkan laknat yang besar
serta siksa yang besar di neraka
yang paling bawah? Hai yang
dikutuk Allah! Siapa yang
menjadikanmu? Siapa yang
melanjutkan usiamu? Siapa yang
menerangkan matamu? Siapa yang
memberi pendengaranmu? Siapa
yang memberi kekuatan anggota
badanmu?"
Jawab Iblis:
"Semuanya itu adalah anugerah
daripada Allah Yang Maha Besar
juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur
membuatku menjadi jahat sebesar-
besarnya. Engkau lebih tahu bahwa
Diriku telah beribu-ribu tahun
menjadi ketua seluruh Malaikat dan
pangkatku telah dinaikkan dari satu
langit ke satu langit yang tinggi.
Kemudian Aku tinggal di dunia ini
beribadat bersama sekalian Malaikat
beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT
hendak menjadikan seorang Khalifah
di dunia ini, maka akupun
membantah. Lalu Allah menciptakan
lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan
seluruh Malaikat memberi hormat
kepada lelaki itu, kecuali aku yang
ingkar. Oleh karena itu Allah murka
kepadaku dan wajahku yang
tampan rupawan dan bercahaya itu
bertukar menjadi keji dan kelam.
Aku merasa sakit hati. Kemudian
Allah menjadikan Adam raja di
syurga dan dikurniakan seorang
permaisuri (Siti Hawa) yang
memerintah seluruh bidadari. Aku
bertambah dengki dan dendam
kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu
mereka melalui Siti Hawa yang
menyuruh Adam memakan buah
Khuldi, lalu keduanya diusir dari
syurga ke dunia. Keduanya berpisah
beberapa tahun dan kemudian
dipertemukan Allah (di
Padang Arafah), hingga mereka
mendapat beberapa orang anak.
Kemudian kami hasut anak lelakinya
Qabil supaya membunuh
saudaranya Habil. Itu pun aku masih
tidak puas hati dan berbagai tipu
daya aku lakukan hingga Hari
Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku
beserta bala tentaraku dengan
mudah dapat naik ke langit untuk
mencuri segala rahasia serta tulisan
yang menyuruh manusia berbuat
ibadat serta balasan pahala dan
syurga mereka. Kemudian aku
turun ke dunia, dan memberitahu
manusia yang lain aripada apa yang
sebenarnya aku dapatkan, dengan
berbagai tipu daya hingga tersesat
dengan berbagai kitab bid'ah dan
carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia
ini, maka aku tidak dibenarkan oleh
Allah untuk naik ke langit serta
mencuri rahasia, kerana banyak
Malaikat yang menjaga di setiap
lapisan pintu langit. Jika aku berkeras
juga hendak naik, maka Malaikat
akan melontarkan anak panah dari
api yang menyala. Sudah banyak
bala tenteraku yang terkena lontaran
Malaikat itu dan semuanya terbakar
menjadi abu. Maka besarlah
kesusahanku dan bala tentaraku
untuk menjalankan tugas
menghasut."
Pertanyaan Nabi (4):
"Hai Iblis! Apakah yang pertama
engkau tipu dari manusia?"
Jawab Iblis:
"Pertama sekali aku palingkan
iktikad / niatnya, imannya kepada
kafir juga ada dari segi perbuatan,
perkataan, kelakuan atau hatinya.
Jika tidak berhasil juga, aku akan
tarik dengan cara mengurangi
pahala. Lama-kelamaan mereka
akan terjerumus mengikut kemauan
jalanku"
Pertanyaan Nabi (5):
"Hai Iblis! Jika umatku sholat karena
Allah, bagaimana keadaanmu?"
Jawab Iblis:
"Sebesar-besarnya kesusahanku.
Gementarlah badanku dan lemah
tulang sendiku. Maka aku kerahkan
berpuluh-puluh iblis datang
menggoda seorang manusia, pada
setiap anggota badannya.
Setengah-setengahny a datang pada
setiap anggota badannya supaya
malas sholat, was-was, terlupa
bilangan rakaatnya, bimbang pada
pekerjaan dunia yang
ditinggalkannya, sentiasa hendak
cepat habis sholatnya, hilang
khusyuknya - matanya sentiasa
menjeling ke kiri kanan, telinganya
senantiasa mendengar orang
bercakap serta bunyi-bunyi yang
lain. Setengah Iblis duduk di
belakang badan orang yang
sembahyang itu supaya dia tidak
kuasa sujud berlama-lama, penat
atau duduk tahiyat dan dalam
hatinya senantiasa hendak cepat
habis sholatnya, itu semua
membawa kepada kurangnya
pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat
menggoda manusia itu, maka aku
sendiri akan menghukum mereka
dengan seberat-berat hukuman."
Pertanyaan Nabi (6):
"Jika umatku membaca Al-Quran
karena Allah, bagaimana
perasaanmu?"
Jawab Iblis:
"Jika mereka membaca Al-Quran
karena Allah, maka rasa terbakarlah
tubuhku, putus-putus segala uratku
lalu aku lari daripadanya. "
Pertanyaan Nabi (7):
"Jika umatku mengerjakan haji
karena Allah, bagaimana
perasaanmu?"
Jawab Iblis:
"Binasalah diriku, gugurlah daging
dan tulangku karena mereka telah
mencukupkan rukun Islamnya."
Pertanyaan Nabi (8):
"Jika umatku berpuasa karena Allah,
bagaimana keadaanmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Rasulullah! Inilah bencana yang
paling besar bahayanya kepadaku.
Apabila masuk awal bulan
Ramadhan, maka memancarlah
cahaya Arasy dan Kursi, bahkan
seluruh Malaikat menyambut
dengan suka cita. Bagi
orang yang berpuasa, Allah akan
mengampunkan segala dosa yang
lalu dan digantikan dengan pahala
yang amat besar serta tidak
dicatatkan dosanya selama dia
berpuasa. Yang menghancurkan
hatiku ialah segala isi langit dan
bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang,
burung dan ikan-ikan semuanya
siang malam mendoakan ampunan
bagi orang yang berpuasa. Satu lagi
kemuliaan orang berpuasa ialah
dimerdekakan pada setiap masa dari
azab neraka. Bahkan semua pintu
neraka ditutup manakala semua
pintu syurga dibuka seluas-luasnya,
serta dihembuskan angin dari
bawah Arasy yang bernama Angin
Syirah yang amat lembut ke dalam
syurga. Pada hari umatmu mulai
berpuasa, dengan perintah Allah
datanglah sekalian Malaikat dengan
garangnya menangkapku dan
tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu
dipasung kaki dan tangan dengan
besi panas dan dirantai serta
dimasukkan ke bawah bumi yang
amat dalam. Di sana pula beberapa
azab yang lain telah menunggu
kami. Setelah
habis umatmu berpuasa barulah
aku dilepaskan dengan perintah agar
tidak mengganggu umatmu.
Umatmu sendiri telah merasa
ketenangan berpuasa sebagaimana
mereka bekerja dan
bersahur seorang diri di tengah
malam tanpa rasa takut
dibandingkan
bulan biasa."
Pertanyaan Nabi (9):
"Hai Iblis! Bagaimana seluruh
sahabatku menurutmu?"
Jawab Iblis:
"Seluruh sahabatmu juga adalah
sebesar - besar seteruku. Tiada
upayaku melawannya dan tiada satu
tipu daya yang dapat masuk kepada
mereka. Karena engkau sendiri telah
berkata: "Seluruh sahabatku adalah
seperti bintang di langit, jika kamu
mengikuti mereka, maka kamu akan
mendapat petunjuk." Saidina Abu
Bakar al-Siddiq sebelum
bersamamu, aku tidak dapat
mendekatinya, apalagi setelah
berdampingan denganmu. Dia
begitu percaya atas kebenaranmu
hingga dia menjadi wazirul a'zam.
Bahkan engkau sendiri telah
mengatakan jika ditimbang seluruh
isi dunia ini
dengan amal kebajikan Abu Bakar,
maka akan lebih berat amal
kebajikan Abu Bakar. Tambahan
pula dia telah menjadi mertuamu
karena engkau menikah dengan
anaknya, Saiyidatina Aisyah yang
juga banyak menghafadz Hadits-
haditsmu. Saidina
Umar Al-Khattab pula tidaklah berani
aku pandang wajahnya karena dia
sangat keras menjalankan hukum
syariat Islam dengan seksama. Jika
aku pandang wajahnya, maka
gemetarlah segala tulang sendiku
karena sangat takut. Hal ini karena
imannya sangat kuat apalagi engkau
telah mengatakan, "Jikalau adanya
Nabi sesudah aku maka Umar boleh
menggantikan aku", karena dia
adalah orang harapanmu serta
pandai membedakan antara kafir
dan Islam hingga digelar
'Al-Faruq'.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku
tidak bisa bertemu, karena lidahnya
senantiasa bergerak membaca Al-
Quran. Dia penghulu orang sabar,
penghulu orang mati syahid dan
menjadi menantumu sebanyak dua
kali. Karena taatnya, banyak Malaikat
datang melawat dan memberi
hormat kepadanya karena Malaikat
itu sangat malu kepadanya hingga
engkau mengatakan, "Barang siapa
menulis Bismillahir rahmanir rahim
pada kitab atau kertas-kertas dengan
dakwat merah, nescaya mendapat
pahala seperti pahala Usman mati
syahid."
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku
sangat takut karena hebatnya dan
gagahnya dia di medan perang,
tetapi sangat sopan santun, alim
orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin
memandang beliau, maka
terbakarlah kedua mata mereka
karena dia sangat kuat beribadat
serta beliau adalah golongan orang
pertama memeluk agama Islam dan
tidak pernah menundukkan
kepalanya kepada sebarang berhala.
Bergelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' -
dimuliakan Allah akan wajahnya dan
juga 'Harimau Allah' dan engkau
sendiri berkata, "Akulah negeri
segala ilmu dan Ali itu pintunya."
Tambahan pula dia menjadi
menantumu, semakin aku ngeri
kepadanya."
Pertanyaan Nabi (10):
"Bagaimana tipu daya engkau
kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Umatmu itu ada tiga macam. Yang
pertama seperti hujan dari langit
yang menghidupkan segala
tumbuhan yaitu ulama yang
memberi nasihat kepada manusia
supaya mengerjakan perintah Allah
serta meninggalkan laranganNya
seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu
adalah pelita dunia dan pelita
akhirat."
Yang kedua umat tuan seperti tanah
yaitu orang yang sabar, syukur dan
ridha dengan karunia Allah. Berbuat
amal soleh, tawakal dan kebajikan.
Yang ketiga umatmu seperti Firaun;
terlampau tamak dengan harta
dunia serta dihilangkan amal akhirat.
Maka akupun bersukacita lalu masuk
ke dalam badannya, aku putarkan
hatinya ke lautan durhaka dan aku
hela ke mana saja mengikuti
kehendakku. Jadi dia senantiasa
bimbang kepada dunia dan tidak
hendak menuntut ilmu, tiada masa
beramal ibadat, tidak hendak
mengeluarkan zakat, miskin hendak
beribadat. Lalu aku goda agar minta
kaya dulu,
dan apabila diizinkan Allah dia
menjadi kaya, maka dilupakan
beramal, tidak berzakat seperti
Qarun yang tenggelam dengan
istana mahligainya. Bila umatmu
terkena penyakit tidak sabar dan
tamak, dia senantiasa bimbang akan
hartanya dan setengahnya asyik
hendak merebut dunia harta,
bercakap besar sesama Islam, benci
dan menghina kepada yang miskin,
membelanjakan hartanya untuk
jalan maksiat, tempat judi dan
perempuan lacur."
Prtanyaan Nabi (11):
"Siapa yang serupa dengan
engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang meringankan
syariatmu dan membenci orang
belajar agama Islam."
Pertanyaan Nabi (12):
"Siapa yang mencahayakan muka
engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang berdosa, bersumpah
bohong, saksi palsu, pemungkir
janji."
Pertanyaan Nabi (13):
"Apakah rahasia engkau kepada
umatku?"
Jawab Iblis:
"Jika seorang Islam pergi buang air
besar serta tidak membaca doa
pelindung syaitan, maka aku gosok-
gosokkan najisnya sendiri ke
badannya tanpa dia sadari."
Pertanyaan Nabi (14):
"Jika umatku bersatu dengan
isterinya, bagaimana hal engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika umatmu hendak bersetubuh
dengan isterinya serta membaca
doa pelindung syaitan, maka larilah
aku dari mereka. Jika tidak, aku akan
bersetubuh dahulu dengan isterinya,
dan bercampurlah benihku dengan
benih isterinya. Jika menjadi anak
maka anak itu akan gemar kepada
pekerjaan maksiat, malas pada
kebaikan, durhaka. Ini semua karena
kealpaan ibu bapaknya sendiri.
Begitu juga jika mereka makan
tanpa membaca Bismillah, aku yang
dahulu makan daripadanya.
Walaupun mereka makan, tiadalah
merasa kenyang."
Pertanyaan Nabi (15):
"Dengan jalan apa dapat menolak
tipu daya engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika dia berbuat dosa, maka dia
kembali bertaubat kepada Allah,
menangis menyesal akan
perbuatannya. Apabila marah
segeralah mengambil air wudhu',
maka padamlah marahnya."
Pertanyaan Nabi (16):
"Siapakah orang yang paling engkau
lebih sukai?"
Jawab Iblis:
"Lelaki dan perempuan yang tidak
mencukur atau mencabut bulu
ketiak atau bulu ari-ari (bulu
kemaluan) selama 40 hari. Di situlah
aku mengecilkan diri, bersarang,
bergantung, berbuai seperti pijat
pada bulu itu."
Pertanyaan Nabi (17):
"Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang tidur meniarap /
telungkup, orang yang matanya
terbuka
(mendusin) di waktu subuh tetapi
menyambung tidur lagi. Lalu aku
lenakan dia hingga terbit fajar.
Demikian jua pada waktu zuhur,
asar, maghrib dan isya', aku
beratkan hatinya untuk
sholat."
Pertanyaan Nabi (18):
"Apakah jalan yang membinasakan
diri engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang banyak menyebut
nama Allah, bersedekah dengan
tidak diketahui orang, banyak
bertaubat, banyak tadarus Al-Quran
dan sholat
tengah malam."
Pertanyaan Nabi (19):
"Hai Iblis! Apakah yang
memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang
yang duduk di dalam masjid serta
beriktikaf di dalamnya"
Pertanyaan Nabi (20):
"Apa lagi yang memecahkan mata
engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang taat kepada kedua
ibubapanya, mendengar kata
mereka, membantu makan pakaian
mereka
selama mereka hidup, karena
engkau telah bersabda, 'Syurga itu
di bawah tapak kaki ibu'"

Minggu, 17 April 2011

NUBUWAT NABI MUHAMMAD DALAM KITAB INJIL,TAURAT,ZABUR DAN WEDA / VEDA

PERHATIKAN PETIKAN BUKTI
DARI BERITA ALLAH dalam
AYAT tersebut di atas, BERIKUT
INI :
A. Pada Kitab Injil (Kitab Nabi
ISA AS. ) :
Namun benar yang kukatakan ini
kepadamu: Adalah lebih berguna
bagi kamu jika aku pergi. Sebab
jikalau aku tidak pergi, Nabi
penghibur itu tidak akan datang
kepadamu.Tapi jikalau aku pergi,
Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Dan kalau Ia datang, Ia akan
menginsyapkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman; akan
dosa karena mereka tetap tidak
percaya kepadaku; akan kebenaran
karena aku akan pergi kepada Bapa
dan kamu tidak melihat aku lagi;
akan penghakiman karena penguasa
dunia ini telah dihukum. Masih
banyak hal yang harus kukatakan
kepadamu , tetapi sekarang kamu
belum dapat menangungnya. Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin
kamu kedalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari
dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengarnya itulah yang akan
dikatakannya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal
yang akan datang. Ia akan
memuliakan Aku, sebab Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya daripadaku.
(Injil Yohanes 16 : 7-14).
Ayat diatas merupakan kutipan yg
berisikan informasi mengenai
kehadiran seorang PENGHIBUR
setelah Nabi Isa (Yesus) yang akan
mengambil sebagian hukumnya
dan memuliakan Nabi Isa.
Dalam Injil Barnabas, Nabi Isa
Alaihissalam tidak hanya
menubuwatkan tentang kehadiran
Nabi akhir zaman, tetapi juga
menyebutkan secara lengkap bahwa
namanya adalah Muhammad.
Berikut kutipan KH Moenawar
Chalil dalam buku kunonya yang
berjudul "Kelengkapan Tarikh
Nabi Muhammad SAW" milik
bapak saya yang juga konon
Jendrl.Soedirman pun dulu
menyukai kitab karya KH Moenawar
Chalil ini :
"Barnabas ialah nama seorang
sahabat atau hawariyyun (pembela)
Nabi Isa AS. Injil Barnabas itu adalah
sebuah kitab Injil yang ditulis oleh
Barnabas sendiri dari wasiat Nabi Isa
sendiri. Maka isi Injil Barnabas itu
satu-satunya kitab Injil yang isinya
berlainan dari kitab Injil yang lain.
Misalnya tentang ayat-ayat yang
memberitakan akan datangnya Nabi
Muhammad SAW dengan jelas,
kemudian peristiwa penyaliban Isa
melainkan yang disalib adalah
Yudas.Karena isinya berbeda
dengan Injil Paulus, maka para
pengikut Paulus tidak mau
mengakui isi dari Injil Barnabas ini.
Sepanjang riwayat oleh persidangan
para pemimpin gereja abad ke-3
Masehi telah diputuskan tidak boleh
dipakai (diikuti oleh para pengikut
Kristen). Pula pada akhir abad ke-5
M sebelum Nabi Muhammad
dibangkitkan, seorang Paus di Roma
telah menyatakan haram untuk
membaca beberapa kitab agama
termasuk diantaranya ialah Injil
Barnabas.
Ada sebuah naskah Injil Barnabas itu
diketemukan di dengan bahasa Italia
Kuno tersimpan di gedung buku
Vatikan. Kemudian naskah tersebut
diambil oleh seorang pendeta
Kristen bernama Moreno pada akhir
abad ke-16 M. Naskah inilah yang
kemudian diterjemahkan kedalam
bahasa Inggris lalu pada tahun 1325
H, naskah tersebut diterjemahkan
kedalam bahasa Arab oleh Dr. Khalil
Bek Sa'adah, seorang terpelajar
berkebangsaan Egypt (Mesir). Ayat
Injil Barnabas yang dikutip disini
merupakan hasil kutipan dari kitab
tafsir Al Manaar jilid III karya Sayyid
Muhammad Rasyid Ridha dan
beberapa yang dikutip dari Syekh
Thantawy dalam kitab tafsirnya Al
Jawaahir Jilid I dan beberapa jilid
lainnya.
Barnabas fasal 72, sesudah Al Masih
memberitahukan kepada
Hawariyyun bahwa beliau akan
meninggalkan alam dunia kemudian
beliau berkata :
7. "Maka ketika itu menangislah para
utusan Yesus sambil berkata:
"Wahai Guru ! Mengapa engkau
akan meninggalkan kami jika
demikian bahwa kami merasa mati
lebih baik bagi kami daripada engkau
tinggalkan".
8. Yesus berkata: "Janganlah hatimu
bergoncang dan jangan kamu takut,
karena sesungguhnya aku ini bukan
yang menjadikan kamu, tetapi Allah
yang menjadikan kamu. Dia yang
memelihara kamu."
10. "Adapun tentang tugasku,
sesungguhnya aku datang untuk
menyediakan jalan bagi RASUL
ALLAH yang akan datang dengan
membawa tugas kelepasan alam
ini".
11. "Akan tetapi awaslah olehmu jika
kamu akan ditipu orang, karena
sesungguhnya akan datang
beberapa orang Nabi yang palsu;
mereka akan mengambil
perkataanku dan mengotori injilku".
12. Ketika itu Andarawus berkata:
"Wahai Guru, sebutkanlah bagi kami
satu tanda supaya kami kenal
dia ?"13. Jawab Yesus:
"Sesungguhnya dia tidak akan
datang pada masa kamu ini, tetapi ia
akan datang kelak berbilang tahun di
belakang kamu, yaitu waktu Injilku
ini dirusakkan dan hampir tidak
terdapat lagi tiga puluh orang yang
beriman".
14. "Pada waktu itulah Allah me-
rahmati alam ini; maka diutusNyalah
seorang utusan yang dimana
AWAN PUTIH AKAN
MENAUNGINYA*, mengenal dia
seorang hamba yang dipilih Allah,
dan ia akan menampakkannya
kepada seluruh alam".
15. "Dan ia akan datang membawa
kekuatan yang besar untuk
mengalahkan orang yang berbuat
durhaka, dan dia akan menghapus
penyembahan berhala dari dunia
ini".
16. "Dan sesungguhnya aku
gembira dengan yang demikian,
karena dengan perantaraannya Allah
akan dimuliakan orang dan dia
menampakkan kebenaranku".
17. "Dan dia akan memurkai orang-
orang yang berkata bahwa aku
(Yesus) lebih besar dan lebih tinggi
dari manusia".
22. "Dan ia akan datang membawa
kebenaran lebih jelas daripada
keterangan oleh para Nabi yang lain;
dan ia akan membenci orang yang
berlaku tidak baik".
*Ketika Muhammad berusia 12
tahun, ia diajak pamannya Abu
Thalib berdagang ke negeri Syam,
dalam perjalanan tersebut ia selau
dinaungi awan putih dan kemudian
bertemu dengan seorang pendeta
nasrani bernama Bakhiraa.
Kemudian pendeta ini mengamati
secara mendalam sosok
Muhammad dan awan putih yang
menaunginya. Kemudian ia
berpesan agar berhati-hati terhadap
orang Yahudi karena anak ini kelak
akan menjadi Rasul penutup zaman.
Banabas fasal 97 ayat:
6. Yesus berkata: "Dan bahwasanya
yang mengembirakan aku, ialah
agamanya tidak akan berkesudahan,
karena Allah akan memeliharanya
benar-benar".
7. Kahin berkata: "Apakah akan
datang lagi kemudiannya nabi-nabi
setelah Rasul Allah itu datang ?"
8. Yesus menjawab: "Tidak akan
datang lagi kemudiannya nabi-nabi
yang benar-benar diutus Allah".
14. Kahin berkata: "Apakah yang
dinamakan MESIYA itu ? Dan apakah
tanda yang memberitahukan
kedatangannya ?"
15. Yesus berkata: "Sesungguhnya
nama MESIYA itu amat
mengherankan, karena Allah sendiri
yang menamakannya tatkala
menciptakannya, karena Allah
sendiri yang menamakannya tatkala
menciptakannya, dan Dia telah
meletakkan nama itu disatu tempat
yang indah di langit."
16. Sabda Allah: "Sabarlah olehmu
hai MUHAMMAD, karena
sesungguhnya Aku lantaran
engkaulah Aku hendak menjadikan
surga dan alam dunia ini, dan
sejumlah besar dari pada makhluk
yang Aku berikan kepada engkau,
sehingga siapa-siapa yang
memberkati engkau, ia akan
diberkati, dan siapa-siapa yang
melaknati engkau, ia akan dilaknati.
17. "Dan apabila Aku mengutus
engkau kepada dunia, Aku
menjadikan engkau utusan-Ku
untuk memberi kelepasan, dan
adalah perkataanmu yang benar,
hingga langit dan bumi hancur
luluh, tetapi iman engkau tidak akan
hancur luluh."
18. "Bahwasanya nama yang
diberkati itu adalah MUHAMMAD".
19. "Ketika itu orang banyak sama
mengangkat suaranya: "Ya Allah !
Utuslah oleh-Mu utusan-Mu kepada
kami ! Ya Muhammad, marilah
segera datang untuk melepaskan
alam dunia ini".
C. Pada Kitab Taurat (Kiatab Nabi
MUSA AS.) :
Ulangan 18:15 yang berbunyi :
"Seorang nabi dari tengah-
tengahmu, dari antara saudara-
saudaramu, sama seperti aku, akan
dibangkitkan bagimu oleh TUHAN,
Allahmu; dialah yang harus kamu
dengarkan."
[Haggai2: 8-10] yang berbunyi :
Nubuat nabi Haggai yang hidup
sekitar tahun 520 sebelum
masehi,'Dan Aku akan
menggoncangkan semua bangsa,
dan HIMADA untuk semua bangsa
ini akan datang,.........Aku akan
memberikan Syalom,kata tuhan
pemilik rumah'
[Yeremia 28:9] : "Nabi yang
bernubuat tentang Islam [Syalom],
saat datangnya sabda Nabi,nabi itu
akan diakui benar-benar telah diutus
oleh Tuhan."
[Himdath, hamad, hmd,himada
mempunyai arti yang sama dengan
Ahmad, Muhammad dalam bahasa
Arab. Dan Syalom mempunyai
padanan kata yang tepat dengan
Islam]
Bukankah telah dikatakan Musa:
Tuhan Allah akan membangkitkan
bagimu seorang nabi dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti
aku. Dengarkan dia dalam segala
sesuatu yang akan dikatakan
kepadamu." (Kisah 3)
Song of Solomon 5:16
chk·u mmthqim u·kl·u MCHMDIM ze
dud·i u·ze ro·i bnuth irushlm
terjemahan: "Tutur katanya lembut
halus budi bahasa, dia bernama
Muhammad. Seperti itulah orang
yang sangat kucintai, demikianlah
temanku itu[sesama Rasul Allah]
wahai masyarakat Israel."
Dan apabila kitab itu diberikan
kepada seorang yang tidak dapat
membaca dengan
mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka
ia akan menjawab:“Aku tidak dapat
membaca.” (Yesaya 29:12)
(lihat sejarah ketika Nabi Muhammad
menerima ayat pertama dalam Al-
Quran)
Seorang nabi akan Kubangkitkan
bagi Mereka dari antara saudara
mereka, seperti engkau ini, dan Aku
akan menaruh firmanku dalam
mulutnya (Ulangan 18:18)
C. Pada Kitab WEDHA (Kiatab
Umat Hindu) :
Prof. WAID BARKASH (penulis
buku) yang masih berstatus pendeta
besar kaum Brahmana mengatakan
bahwa ia telah menyerahkan hasil
kajiannya kepada delapan pendeta
besar kaum Hindu dan mereka
semuanya menyetujui kesimpulan
dan ajakan yang telah dinyatakan di
dalam buku. Semua kriteria yang
disebutkan dalam buku suci kaum
Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri
"KALKY AUTAR" sama persis
dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh
Rasulullah Saw.
Dalam ajaran Hindu disebutkan
mengenai ciri KALKY AUTAR
diantaranya, bahwa dia akan
dilahirkan di jazirah, bapaknya
bernama SYANUYIHKAT dan ibunya
bernama SUMANEB. Dalam bahasa
sansekerta kata SYANUYIHKAT
adalah paduan dua kata yaitu
SYANU artinya ALLAH sedangkan
YAHKAT artinya anak laki atau
hamba yang dalam bahasa Arab
disebut ABDUN.
Dengan demikian kata
SYANUYIHKAT artinya "ABDULLAH".
Demikian juga kata SUMANEB yang
dalam bahasa sansekerta artinya
AMANA atau AMAN yang
terjemahan bahasa Arabnya
"AMINAH". Sementara semua orang
tahu bahwa nama bapak Rasulullah
Saw adalah ABDULLAH dan nama
ibunya AMINAH.
Dalam kitab Wedha juga disebutkan
bahwa Tuhan akan mengirim
utusan-Nya kedalam sebuah goa
untuk mengajarkan KALKY AUTAR
(Petunjuk Yang Maha Agung). Cerita
yang disebut dalam kitab Wedha ini
mengingatkan akan kejadian di Gua
Hira saat Rasulullah Saw didatangi
malaikat Jibril untuk mengajarkan
kepadanya wahyu tentang Islam.
Bukti lain yang dikemukakan oleh
Prof Barkash bahwa kitab Wedha
juga menceritakan bahwa Tuhan
akan memberikan Kalky Autar
seekor kuda yang larinya sangat
cepat yang membawa kalky Autar
mengelilingi tujuh lapis langit. Ini
merupakan isyarat langsung
kejadian Isra' Mi'raj dimana Rasullah
Saw mengendarai Buroq.

Rabu, 13 April 2011

ALQURAN DAN HADIST TENTANG KEUTAMAAN DAN TUJUAN MEMBANGUN BAHTERA RUMAH TANGGA

“Sesungguhnya, apabila seorang
suami memandang
isterinya (dengan kasih & sayang)
dan isterinya juga
memandang suaminya (dengan
kasih & sayang), maka
Allah akan memandang keduanya
dengan pandangan kasih &
sayang. Dan apabila seorang suami
memegangi jemari
isterinya (dengan kasih & sayang)
maka berjatuhanlah
dosa-dosa dari segala jemari
keduanya” (HR. Abu Sa’id)
“Shalat 2 rakaat yang diamalkan
orang yang sudah
berkeluarga lebih baik, daripada 70
rakaat yang
diamalkan oleh jejaka (atau
perawan )” (HR. Ibnu Ady
dalam kitab Al Kamil dari Abu
Hurairah)
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya
diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir ” (Ar-Ruum
21)
“Dan nikahkanlah orang-orang yang
sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak
(menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-
hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN
ALLAH AKAN MENGKAYAKAN
MEREKA DENGAN KARUNIANYA.
Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha
Mengetahui. ”
(An Nuur 32)
“Dan segala sesuatu kami jadikan
berpasang-pasangan,
supaya kamu mengingat kebesaran
Allah ” (Adz Dzariyaat
49)
“Janganlah kalian mendekati zina,
karena zina itu
perbuatan keji dan suatu jalan yang
buruk ” (Al-Isra
32)
“Dialah yang menciptakan kalian dari
satu orang,
kemudian darinya Dia menciptakan
istrinya, agar
menjadi cocok dan tenteram
kepadanya ” (Al-A’raf 189)
“Wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah
buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-
wanita yang baik (pula )”
(An-Nur 26)
“Berikanlah mahar (mas kawin)
kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan ” ( An
Nisaa : 4)
“Nikah itu sunnahku, barangsiapa
yang tidak suka,
bukan golonganku” (HR. Ibnu
Majah, dari Aisyah r.a.)
“Empat macam diantara sunnah-
sunnah para Rasul yaitu :
berkasih sayang, memakai
wewangian, bersiwak dan
menikah ” (HR. Tirmidzi)
“Janganlah seorang laki-laki berdua-
duan (khalwat)
dengan seorang perempuan, karena
pihak ketiga adalah
syaithan ” (HR. Abu Dawud)
“Wahai para pemuda, siapa saja
diantara kalian yang
telah mampu untuk kawin, maka
hendaklah dia menikah.
Karena dengan menikah itu lebih
dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga
kemaluan. Dan barang siapa
yang belum mampu, maka
hendaklah dia berpuasa, karena
sesungguhnya puasa itu bisa
menjadi perisai baginya ”
(HR. Bukhori-Muslim)
“Janganlah seorang laki-laki dan
wanita berkhalwat,
sebab syaithan menemaninya.
Janganlah salah seorang di
antara kita berkhalwat, kecuali
wanita itu disertai
mahramnya ” (HR. Imam Bukhari
dan Iman Muslim dari
Abdullah Ibnu Abbas ra).
“Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir,
hendaklah tidak melakukan khalwat
dengan seorang
wanita yang tidak disertai
mahramnya, karena
sesungguhnya yang ketiga adalah
syetan” (Al Hadits)
“Dunia ini dijadikan Allah penuh
perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan hidup adalah
istri yang
sholihah ” (HR. Muslim)
“Jika datang (melamar) kepadamu
orang yang engkau
senangi agama dan akhlaknya,
maka nikahkanlah ia
(dengan putrimu). Jika kamu tidak
menerima
(lamaran)-nya niscaya terjadi
malapetaka di bumi dan
kerusakan yang luas ” ( H.R. At-
Turmidzi)
“Barang siapa yang diberi istri yang
sholihah oleh
Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya
pada separuh
agamanya. Oleh karena itu,
hendaknya ia bertaqwa pada
separuh yang lain ” (HR. Al-Hakim
dan At-Thohawi)
“Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-
baiknya istri,
apabila dipandang suaminya
menyenangkan, bila
diperintah ia taat, bila suami tidak
ada, ia jaga
harta suaminya dan ia jaga
kehormatan dirinya” (Al
Hadits)
“Tiga golongan yang berhak
ditolong oleh Allah : 1.
Orang yang berjihad / berperang di
jalan Allah. 2.
Budak yang menebus dirinya dari
tuannya. 3. Pemuda / i
yang menikah karena mau
menjauhkan dirinya dari yang
haram ” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban
dan Hakim)
“Wahai generasi muda! Bila
diantaramu sudah mampu
menikah hendaklah ia nikah, karena
mata akan lebih
terjaga, kemaluan akan lebih
terpelihara ”
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Mas ’ud)
“Kawinlah dengan wanita yang
mencintaimu dan yang
mampu beranak. Sesungguhnya
aku akan membanggakan kamu
sebagai umat yang terbanyak ” (HR.
Abu Dawud)
“Saling menikahlah kamu, saling
membuat keturunanlah
kamu, dan perbanyaklah
(keturunan). Sesungguhnya aku
bangga dengan banyaknya
jumlahmu di tengah
umat yang lain ” (HR. Abdurrazak
dan Baihaqi)
“Seburuk-buruk kalian, adalah yang
tidak menikah, dan
sehina-hina mayat kalian, adalah
yang tidak menikah ”
(HR. Bukhari)
“Diantara kamu semua yang paling
buruk adalah yang
hidup membujang, dan kematian
kamu semua yang paling
hina adalah kematian orang yang
memilih hidup
membujang ” (HR. Abu Ya¡Â?la dan
Thabrani)
“Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah
bersabda : Barang
siapa mau bertemu dengan Allah
dalam keadaan bersih
lagi suci, maka kawinkanlah dengan
perempuan
terhormat ” (HR. Ibnu Majah,dhaif)
“Rasulullah SAW bersabda :
Kawinkanlah orang-orang
yang masih sendirian diantaramu.
Sesungguhnya, Allah
akan memperbaiki akhlak,
meluaskan rezeki, dan
menambah keluhuran mereka ” (Al
Hadits)
“Barangsiapa yang menikahkan
(putrinya) karena silau
akan kekayaan lelaki meskipun
buruk agama dan
akhlaknya, maka tidak akan pernah
pernikahan itu
dibarakahi-Nya, Siapa yang
menikahi seorang wanita
karena kedudukannya, Allah akan
menambahkan kehinaan kepadanya,
Siapa yang menikahinya karena
kekayaan, Allah hanya akan
memberinya kemiskinan, Siapa
yang menikahi wanita
karena bagus nasabnya, Allah akan
menambahkan
kerendahan padanya, Namun siapa
yang menikah hanya
karena ingin menjaga pandangan
dan nafsunya
atau karena ingin mempererat kasih
sayang, Allah
senantiasa memberi barakah dan
menambah kebarakahan
itu padanya ” (HR. Thabrani)
“Janganlah kamu menikahi wanita
karena kecantikannya,
mungkin saja kecantikan itu
membuatmu hina. Jangan
kamu menikahi wanita karena
harta / tahtanya mungkin
saja harta / tahtanya membuatmu
melampaui batas. Akan
tetapi nikahilah wanita karena
agamanya. Sebab,
seorang budak wanita yang shaleh,
meskipun buruk
wajahnya adalah lebih utama ” (HR.
Ibnu Majah)
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi
SAW. telah
bersabda : Sesungguhnya
perempuan itu dinikahi orang
karena agamanya, kedudukan,
hartanya, dan
kecantikannya ; maka pilihlah yang
beragama” (HR.
Muslim dan Tirmidzi)
“Wanita yang paling agung
barakahnya, adalah yang
paling ringan maharnya ” (HR.
Ahmad, Al Hakim, Al
Baihaqi dengan sanad yang shahih)
“Jangan mempermahal nilai mahar.
Sesungguhnya kalau
lelaki itu mulia di dunia dan takwa di
sisi Allah,
maka Rasulullah sendiri yang akan
menjadi
wali pernikahannya. ” (HR. Ashhabus
Sunan)
“Sesungguhnya berkah nikah yang
besar ialah yang
sederhana belanjanya
(maharnya )” (HR. Ahmad)
“Dari Anas, dia berkata : ” Abu
Thalhah menikahi Ummu
Sulaim dengan mahar berupa
keIslamannya ” (Ditakhrij
dari An Nasa’i)
“Adakanlah perayaan sekalipun
hanya memotong seekor
kambing. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Rasulullah Saw melarang laki-laki
yang menolak kawin (sebagai
alasan)
untuk beralih kepada ibadah
melulu. ” (HR. Bukhari)
“Sesungguhnya dunia seluruhnya
adalah benda (perhiasan)
dan sebaik-baik benda (perhiasan)
adalah wanita (isteri) yang
sholehah ”. (HR. Muslim)
“Rasulullah Saw bersabda kepada Ali
Ra: “Hai Ali, ada tiga perkara yang
janganlah
kamu tunda-tunda pelaksanaannya,
yaitu shalat apabila tiba waktunya,
jenazah bila sudah siap
penguburannya, dan wanita (gadis
atau janda)
bila menemukan laki-laki sepadan
yang meminangnya. ” (HR. Ahmad)
“Seorang janda yang akan dinikahi
harus diajak bermusyawarah
dan bila seorang gadis maka harus
seijinnya (persetujuannya),
dan tanda persetujuan seorang
gadis ialah
diam (ketika ditanya). “(HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
“Kawinilah gadis-gadis,
sesungguhnya mereka lebih sedap
mulutnya
dan lebih banyak melahirkan serta
lebih rela
menerima (pemberian) yang
sedikit. ”(HR. Ath-Thabrani)
“Janganlah seorang isteri memuji-
muji wanita lain di hadapan
suaminya sehingga terbayang bagi
suaminya seolah-olah dia
melihat wanita itu. ” (HR. Bukhari)
“Seorang isteri yang ketika
suaminya wafat meridhoinya maka
dia (isteri itu) akan masuk surga.
“( HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
“Hak suami atas isteri ialah tidak
menjauhi tempat tidur suami
dan memperlakukannya dengan
benar dan jujur, mentaati
perintahnya
dan tidak ke luar (meninggalkan)
rumah kecuali dengan ijin
suaminya,
tidak memasukkan ke rumahnya
orang-orang
yang tidak disukai suaminya. “(HR.
Ath-Thabrani)
“Tidak sah puasa (puasa sunah)
seorang wanita yang suaminya
ada di rumah, kecuali dengan seijin
suaminya. “(Mutafaq’alaih)
“Tidak dibenarkan manusia sujud
kepada manusia, dan
kalau dibenarkan manusia sujud
kepada manusia, aku akan
memerintahkan wanita sujud
kepada suaminya karena
besarnya jasa (hak) suami terhadap
isterinya.”(HR. Ahmad)
“Apabila di antara kamu ada yang
bersenggama dengan isterinya
hendaknya lakukanlah dengan
kesungguhan hati. Apabila selesai
hajatnya sebelum selesai isterinya,
hendaklah dia sabar menunggu
sampai isterinya selesai hajatnya.
“(HR. Abu Ya’la)
“Apabila seorang di antara kamu
menggauli isterinya,
janganlah menghinggapinya seperti
burung
yang bertengger sebentar lalu pergi.
“( HR. Aththusi)
“Seburuk-buruk kedudukan
seseorang di sisi Allah pada
hari kiamat ialah orang yang
menggauli isterinya dan isterinya
menggaulinya dengan cara terbuka
lalu suaminya mengungkapkan
rahasia isterinya kepada orang lain.
“(HR. Muslim)
“Sesungguhnya wanita seumpama
tulang rusuk yang bengkok.
Bila kamu membiarkannya
(bengkok) kamu memperoleh
manfaatnya dan bila kamu berusaha
meluruskannya
maka kamu mematahkannya. “(HR.
Ath-Thahawi)
“Talak (perceraian) adalah suatu
yang halal yang
paling dibenci Allah. “(HR. Abu
Dawud dan Ahmad)
“Ada tiga perkara yang
kesungguhannya adalah
kesungguhan (serius)
dan guraunya (main-main) adalah
kesungguhan (serius), yaitu
perceraian,
nikah dan rujuk. “(HR. Abu Hanifah)
“Apabila suami mengajak isterinya
(bersenggama) lalu isterinya
menolak melayaninya dan suami
sepanjang malam jengkel
maka (isteri) dilaknat malaikat
sampai pagi. “(Mutafaq’alaih)
“Allah tidak akan melihat
(memperhatikan) seorang lelaki
yang
menyetubuhi laki-laki lain
(homoseks) atau yang
menyetubuhi isteri pada duburnya.
“( HR. Tirmidzi)

Selasa, 12 April 2011

JANGANLAH KAMU BERBURUK SANGKA DAN MARAH

· Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Hindarilah oleh kamu sekalian
berburuk sangka karena buruk
sangka adalah ucapan yang paling
dusta. Janganlah kamu sekalian
saling memata-matai yang lain,
janganlah saling mencari-cari aib
yang lain, janganlah kamu saling
bersaing (kemegahan dunia),
janganlah kamu saling mendengki
dan janganlah kamu saling
membenci dan janganlah kamu
saling bermusuhan tetapi jadilah
hamba-hamba Allah yang
bersaudara. (Shahih Muslim
No.4646)
· Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Seorang muslim itu adalah saudara
muslim lainnya, dia tidak boleh
menzaliminya dan
menghinakannya. Barang siapa
yang membantu keperluan
saudaranya, maka Allah akan
memenuhi keperluannya. Barang
siapa yang melapangkan satu
kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan melapangkan satu
kesusahan di antara kesusahan-
kesusahan hari kiamat nanti. Dan
barang siapa yang menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan
menutupi aibnya pada hari kiamat.
(Shahih Muslim No.4677)
· Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Bukanlah orang kuat itu dengan
menang bergulat, tetapi orang yang
kuat ialah orang yang dapat
menguasai dirinya ketika marah.
(Shahih Muslim No.4723)
Sumber : Kitab Kebajikan, Silaturahmi Dan
Adab Sopan Santun. http://
opi.110mb.com/haditsweb/muslim/
b45_kebajikan_silaturahmi_dan_adab_sopan_santun.htm
HADITS KEENAM BELAS
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu
sesungguhnya seseorang bertanya
kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi
wa sallam : (Ya Rasulullah)
nasihatilah saya. Beliau bersabda :
Jangan kamu marah. Beliau
menanyakan hal itu berkali-kali.
Maka beliau bersabda : Jangan
engkau marah.
(Riwayat Bukhori )
Pelajaran yang terdapat dalam
hadits :
1. Anjuran bagi setiap muslim untuk
memberikan nasihat dan mengenal
perbuatan-perbuatan kebajikan,
menambah wawasan ilmu yang
bermanfaat serta memberikan
nasihat yang baik.
2. Larangan marah.
3. Dianjurkan untuk mengulangi
pembicaraan hingga pendengar
menyadari pentingnya dan
kedudukannya.
Sumber : Hadits Arba’in An
Nawawi.
http://
haditsarbain.wordpress.com/2007/06/09/
hadits-16-jangan-marah/

Senin, 11 April 2011

(SAKARATUL MAUT) MAUT DAN KEMATIAN

1. Kematian yang
paling mulia ialah
matinya para syuhada.
(Asysyihaab)
2. Tidak ada sesuatu
yang dialami anak
Adam dari apa yang
diciptakan Allah lebih
berat daripada
kematian. Baginya
kematian lebih ringan
daripada apa yang
akan dialaminya
sesudahnya. (HR.
Ahmad)
3. Perbanyaklah
mengingat kematian.
Seorang hamba yang
banyak mengingat mati
maka Allah akan
menghidupkan hatinya
dan diringankan
baginya akan sakitnya
kematian. (HR. Ad-
Dailami)
Penjelasan:
Dia mati dengan mudah
dan ringan pada saat
sakaratul maut.
4. Janganlah seorang
mati kecuali dia dalam
keadaan berbaik
sangka terhadap Allah.
(HR. Muslim)
5. Janganlah ada orang
yang menginginkan
mati karena kesusahan
yang dideritanya.
Apabila harus
melakukannya
hendaklah dia cukup
berkata, “Ya Allah,
tetap hidupkan aku
selama kehidupan itu
baik bagiku dan
wafatkanlah aku jika
kematian baik
untukku. ” (HR. Bukhari)
6. Cukuplah maut
sebagai pelajaran
(guru) dan keyakinan
sebagai kekayaan. (HR.
Ath-Thabrani)
7. Mati mendadak
suatu kesenangan bagi
seorang mukmin dan
penyesalan bagi orang
durhaka. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Artinya, seorang
mukmin sudah
mempunyai bekal dan
persiapan dalam
menghadapi maut
setiap saat, sedangkan
orang durhaka tidak.
8. Tuntunlah orang
yang menjelang wafat
dengan ucapan
Laailaaha illallah
(maksudnya, agar dia
mau meniru
mengucapkannya). (HR.
Muslim)
9. Tidak dibolehkan
bagi seorang wanita
yang beriman kepada
Allah dan hari akhir
berkabung atas suatu
kematian lebih dari
tiga malam, kecuali
terhadap kematian
suaminya, maka masa
berkabungnya empat
bulan dan sepuluh hari.
(HR. Bukhari dan
Muslim)
Penjelasan:
Kematian ayah, ibu,
saudara dan yang lain
selain suaminya, masa
berkabungnya tidak
boleh melebihi tiga
hari.
10. Seorang sahabat
bertanya, “Ya
Rasulullah, jenazah
orang kafir berlalu di
hadapan kami, apakah
kami perlu berdiri ?”
Nabi Saw segera
menjawab, “Ya,
berdirilah.
Sesungguhnya kamu
berdiri bukanlah untuk
menghormati mayitnya,
tetapi menghormati
yang merenggut
nyawa-nyawa.” (HR.
Ahmad)
11. Ada tiga perkara
yang mengikuti mayit
sesudah wafatnya,
yaitu keluarganya,
hartanya dan amalnya.
Yang dua kembali dan
yang satu tinggal
bersamanya. Yang
pulang kembali adalah
keluarga dan hartanya,
sedangkan yang tinggal
bersamanya adalah
amalnya. (HR. Bukhari
dan Muslim)
12. Seorang mayit
dalam kuburnya seperti
orang tenggelam yang
sedang minta
pertolongan. Dia
menanti-nanti doa
ayah, ibu, anak dan
kawan yang
terpercaya. Apabila
doa itu sampai
kepadanya baginya
lebih disukai dari dunia
berikut segala isinya.
Dan sesungguhnya
Allah ‘Azza wajalla
menyampaikan doa
penghuni dunia untuk
ahli kubur sebesar
gunung-gunung.
Adapun hadiah orang-
orang yang hidup
kepada orang-orang
mati ialah mohon
istighfar kepada Allah
untuk mereka dan
bersedekah atas nama
mereka. (HR. Ad-
Dailami)
13. Allah mencatat
ihsan (kebaikan) atas
segala sesuatu. Apabila
kamu membunuh
hewan maka bunuhlah
dengan cara yang baik
dan jika kamu
menyembelihnya
sembelihlah dengan
baik. Asahlah tajam
pisau potong dan
ringankan hewan
potongnya. (HR.
Muslim)
14. Janganlah kamu
mengagumi amal
seorang sehingga kamu
dapat menyaksikan
hasil akhir kerjanya
(amalnya). (HR.
Aththusi dan Ath-
Thabrani)
15. Apabila seorang
muslim wafat dan
jenazahnya dishalati
oleh empat puluh orang
yang tidak bersyirik
kepada Allah maka
Allah mengijinkan
syafaat (pertolongan)
oleh mereka baginya (si
mayit). (HR. Abu
Dawud)
16. Percepatlah
menghantar jenazah ke
kuburnya. Bila dia
seorang yang shaleh
maka kebaikanlah yang
kamu hantarkan
kepadanya dan bila
kebalikannya, maka
sesuatu keburukan
yang kamu tanggalkan
dari beban lehermu.
(HR. Bukhari)
17. Seorang mayit
dapat disiksa (kubur)
disebabkan tangisan
keluarganya.
(Mashabih Assunnah)
Penjelasan:
Hal tersebut terjadi
bila keluarganya
menangisi mayit
dengan berlebih-
lebihan dan berteriak-
teriak. Menangisi
dengan wajar dari
anggota keluarga yang
ditinggalkan wafat
sebenarnya dibolehkan
dalam agama. Lalu
kenapa si mayit yang
harus menanggung
akibatnya? Ini
disebabkan karena
sebelum wafatnya dia
tidak pernah
mengajarkan hal
demikian.
18. Barangsiapa wafat
pada hari Jum ’at atau
pada malam Jum’at
maka dia terpelihara
dari fitnah (siksa)
kubur. (Abu Ya ’la)
19. Janganlah
mengingat-ingat orang-
orangmu yang telah
wafat, kecuali dengan
menyebut-nyebut
kebaikan mereka. (An-
Nasaa’i)
20. Seorang sahabat
bertanya, “Ya
Rasulullah, pesankan
sesuatu kepadaku yang
akan berguna bagiku
dari sisi Allah. ” Nabi
Saw lalu bersabda:
“ Perbanyaklah
mengingat kematian
maka kamu akan
terhibur dari
(kelelahan) dunia, dan
hendaklah kamu
bersyukur.
Sesungguhnya
bersyukur akan
menambah kenikmatan
Allah, dan
perbanyaklah doa.
Sesungguhnya kamu
tidak mengetahui
kapan doamu akan
terkabul. ” (HR. Ath-
Thabrani)

Jumat, 08 April 2011

HAK SESAMA MUSLIM

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Hak seorang muslim terhadap
sesama muslim ada enam, yaitu :
Bila engkau berjumpa dengannya
ucapkanlah salam;
Bila ia memanggilmu penuhilah;
Bila dia meminta nasehat kepadamu
nasehatilah;
Bila dia bersin dan mengucapkan
alhamdulillah bacalah yarhamukallah
(artinya = semoga Allah
memberikan rahmat kepadamu);
Bila dia sakit jenguklah; dan
Bila dia meninggal dunia
hantarkanlah (jenazahnya)”. [Hadits
Riwayat Muslim]

Rabu, 06 April 2011

RIDHA ALLAH SWT,TENTANG SURGA DAN NERAKA

Hadits riwayat Abu Said
Al-Khudri ra.:
Bahwa kaum muslimin
pada masa Rasulullah
saw. bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah kami
dapat melihat Tuhan
kami di hari kiamat?
Rasulullah saw. bersabda:
Ya! Kemudian beliau
melanjutkan: Apakah
kalian terhalang melihat
matahari di siang hari
yang cerah, yang tidak
ada awan sedikit pun?
Apakah kalian terhalang
melihat bulan pada
malam purnama yang
cerah
tanpa awan sedikit pun?
Kaum muslimin
menjawab: Tidak, wahai
Rasulullah. Rasulullah
saw. bersabda: Kalian
tidak akan terhalang
melihat Allah Taala pada
hari kiamat,
sebagaimana kalian tidak
terhalang melihat
salah satu dari matahari
dan bulan. Ketika hari
kiamat terjadi, ada
penyeru yang
mengumumkan: Setiap
umat hendaklah
mengikuti apa yang
dahulu disembah. Maka
tidak tersisa orang-orang
yang dahulu
menyembah selain Allah
yakni berhala, kecuali
mereka berjatuhan ke
dalam neraka. Hingga
yang tinggal hanya
orang-orang yang
menyembah Allah ada
yang baik dan ada yang
jahat serta sisa-sisa Ahli
Kitab, maka
dipanggillah orang-orang
Yahudi. Mereka
ditanya: Apa yang dahulu
kalian sembah?
Mereka menjawab: Kami
menyembah Uzair
anak Allah. Dikatakan:
Kalian salah! Allah tidak
menjadikan seorang pun
sebagai sahabat atau
anak. Lalu apa yang
kalian inginkan? Mereka
menjawab: Kami haus, ya
Tuhan kami berilah
kami minum. Lalu
ditunjukkan pada
mereka:
Kenapa kalian tidak
datang ke sana? Mereka
digiring ke neraka,
seolah-olah neraka itu
fatamorgana yang saling
menghancurkan.
Mereka pun berjatuhan
ke dalam neraka.
Kemudian orang-orang
Kristen dipanggil.
Mereka ditanya: Apa
yang dahulu kalian
sembah? Mereka
menjawab: Kami
menyembah
Isa Almasih anak Allah.
Dikatakan kepada
mereka: Kalian salah!
Allah tidak menjadikan
seorang pun sebagai
sahabat atau anak. Apa
yang kalian inginkan?
Mereka menjawab: Kami
haus ya Tuhan, berilah
kami minum. Lalu
ditunjukkan pada
mereka: Kenapa kalian
tidak
datang ke sana? Mereka
digiring ke neraka
Jahanam, seolah-olah
neraka itu fatamorgana
yang saling
menghancurkan. Mereka
pun
berguguran ke dalam
neraka. Ketika yang
tinggal hanya orang-
orang yang dahulu
menyembah Allah Taala
(yang baik dan yang
jahat), maka Allah datang
kepada mereka
dalam bentuk yang lebih
rendah daripada
bentuk yang mereka
ketahui. Dia berfirman:
Apa yang kalian tunggu?
Setiap umat mengikuti
apa yang dahulu
disembah. Mereka
mengucapkan: Ya Tuhan
kami, di dunia kami
memisahkan diri dari
orang-orang yang
sebenarnya sangat kami
butuhkan (untuk
membantu kehidupan di
dunia) dan kami tidak
mau berkawan dengan
mereka (karena
menyimpang dari jalan
yang digariskan oleh
agama). Allah berfirman:
Akulah Tuhan kalian!
Mereka mengucap: Kami
mohon perlindungan
kepada Allah darimu.
Kami tidak akan
menyekutukan Allah
dengan apapun (ini
diucapkan dua atau tiga
kali), sampai sebagian
mereka hampir-hampir
berubah (berbalik dari
kebenaran, karena
cobaan berat yang
berlaku
saat itu). Allah berfirman:
Apakah antara kalian
dan Dia ada tanda-tanda,
sehingga dengan
demikian kalian dapat
mengenal-Nya? Mereka
menjawab: Ya, ada. Lalu
disingkapkanlah
keadaan yang
mengerikan itu. Setiap
orang
yang hendak bersujud
kepada Allah dengan
keinginan sendiri, pasti
mendapat izin Allah.
Sedangkan orang yang
akan bersujud karena
takut atau pamer, tentu
Allah menjadikan
punggungnya menyatu
(sehingga tidak dapat
sujud). Setiap kali hendak
sujud, ia terjungkal
pada tengkuknya.
Kemudian mereka
mengangkat kepala
mereka, sementara itu
Allah telah berganti rupa
dalam bentuk yang
mereka lihat pertama
kali. Allah berfirman:
Akulah Tuhan kalian.
Mereka menyahut:
Engkau Tuhan kami.
Kemudian suatu
jembatan
dibentangkan di atas
neraka Jahanam dan
syafaat diperbolehkan.
Mereka berkata: Ya
Allah, selamatkanlah,
selamatkanlah. Ada yang
bertanya: Ya Rasulullah,
apakah jembatan itu?
Rasulullah saw. bersabda:
Tempat berpijak
yang licin
(menggelincirkan).
Padanya terdapat
besi berkait dan besi
berduri. Di Najed ada
tumbuhan berduri yang
disebut Sakdan. Seperti
itulah besi-besi
berkaitnya. Orang-orang
mukmin melewati
jembatan tersebut ada
yang
secepat kejapan mata,
ada yang seperti kilat,
seperti angin, seperti
burung, seperti kuda atau
unta yang kencang
larinya. Mereka terbagi
menjadi tiga kelompok,
golongan selamat sama
sekali, golongan yang
terkoyak-koyak tapi
dapat bebas dan
golongan yang
terjerumus ke
dalam neraka Jahanam.
Pada saat orang-orang
mukmin telah terbebas
dari neraka, maka demi
Zat yang menguasai
diriku, tidak ada orang
yang sangat menaruh
perhatian dalam meraih
kebenaran, melebihi
orang-orang mukmin
yang
mencari kebenaran
kepada Allah demi
kepentingan saudara-
saudara mereka yang
masih berada di neraka.
Mereka berkata:
Wahai Tuhan kami,
mereka dahulu berpuasa
bersama kami, salat dan
beribadah haji. Lalu
difirmankan kepada
mereka: Keluarkanlah
orang-orang yang kalian
kenal. Maka wajah
mereka diharamkan atas
neraka. Mereka
mengeluarkan banyak
orang dari neraka. Ada
yang sudah terbakar
hingga separuh betisnya
dan ada yang sudah
sampai ke lututnya.
Orang-orang mukmin itu
berkata: Ya Tuhan
kami, di dalam neraka
tidak ada lagi seorang
pun yang Engkau
perintahkan untuk
dikeluarkan. Allah
berfirman: Kembalilah
(lihatlah kembali)! Barang
siapa yang kalian
temukan di hatinya ada
kebaikan meski hanya
seberat dinar.
Keluarkanlah. Kemudian
mereka
dapat mengeluarkan
banyak orang. Lalu
mereka berkata: Ya
Tuhan kami! Kami tidak
tahu apakah di neraka
masih ada orang yang
Engkau perintahkan
untuk dikeluarkan. Allah
berfirman: Kembalilah
(lihatlah kembali)! Barang
siapa yang kalian
temukan di hatinya ada
kebaikan maski hanya
seberat setengah dinar,
keluarkanlah. Mereka
dapat mengeluarkan lagi
banyak orang. Setelah itu
mereka berkata: Ya
Tuhan kami! Kami tidak
tahu, apakah di sana
masih ada seseorang
yang Engkau perintahkan
untuk dikeluarkan. Allah
berfirman: Kembalilah
(lihatlah kembali)! Barang
siapa yang kalian
temukan di dalam
hatinya terdapat
kebaikan
meski hanya seberat
atom, keluarkanlah. Lagi-
lagi mereka dapat
mengeluarkan banyak
orang.
Kemudian mereka
berkata: Ya Tuhan kami.
Kami tidak tahu apakah
di sana masih ada
pemilik kebaikan. Abu
Said Al-Khudri berkata:
Jika kalian tidak
mempercayaiku
mengenai
hadis ini, maka bacalah
firman Allah:
Sesungguhnya Allah tidak
menganiaya
seseorang walaupun
sebesar atom. Dan jika
ada kebaikan sebesar
atom, niscaya Allah akan
melipat-gandakannya dan
memberikan dari sisi-
Nya pahala yang besar.
Allah Taala berfirman:
Para malaikat telah
memohon syafaat, para
nabi telah memohon
syafaat dan orang-orang
mukmin juga telah
memohon syafaat. Yang
tinggal hanyalah Zat yang
Maha Penyayang di
antara semua yang
penyayang. Lalu Allah
mengambil dari neraka
dan mengeluarkan dari
sana sekelompok orang
yang sama sekali tidak
pernah beramal baik.
(Saat itu) mereka telah
menjadi arang hitam.
Mereka dilempar ke
sebuah sungai dekat
mulut surga, yang disebut
Sungai Kehidupan.
Kemudian mereka keluar
seperti tumbuhan kecil
keluar dari lumpur banjir.
Bukankah kalian sering
melihat tumbuhan kecil
di sela-sela batu atau
pohon, di mana bagian
yang terkena sinar
matahari akan berwarna
sedikit kuning dan hijau,
sedangkan yang
berada di keteduhan
menjadi putih? Para
sahabat menyela: Seolah-
olah baginda dahulu
pernah menggembala di
dusun. Rasulullah saw.
meneruskan: Lalu mereka
keluar bagaikan
mutiara. Di leher mereka
ada kalung, sehingga
para ahli surga dapat
mengenali mereka.
Mereka adalah orang-
orang yang dibebaskan
Allah, yang dimasukkan
oleh Allah ke dalam
surga, tanpa amal yang
mereka kerjakan dan
tanpa kebaikan yang
mereka lakukan.
Kemudian Allah
berfirman: Masuklah
kalian ke
dalam surga. Apapun
yang kalian lihat, itu
adalah untuk kalian.
Mereka berkata: Ya
Tuhan
kami, Engkau telah
memberi kami pemberian
yang belum pernah
Engkau berikan kepada
seorang pun di antara
orang-orang di seluruh
alam. Allah berfirman: Di
sisiku ada pemberian
untuk kalian yang lebih
baik daripada
pemberian ini. Mereka
berkata: Ya Tuhan kami,
apa lagi yang lebih baik
daripada pemberian
ini? Allah berfirman:
Rida-Ku, sehingga Aku
tidak akan murka kepada
kalian sesudah itu,
selamanya.

Selasa, 05 April 2011

(TABATTUL) KISAH 'UKAF DAN ANJURAN MENIKAH

Pahamilah
keterangan
yang
berisi
anjuran
untuk
menikah
dan
menjelaskan
keutamaannya
dalam
hadist
dan
atsar
berikut
ini:
"Seorang
laki-
kali
datang
menghadap
Nabi
Saw.
Laki-laki itu bernama Ukaf. Nabi
Saw. bertanya kepadanya, 'Hai Ukaf,
apakah engkau sudah mempunyai
istri?[ Ukaf menjawab 'Belum'. Beliau
bertanya lagi, 'Apakah engkau
mempunyai budak perempuan?.
Ukaf menjawab 'Tidak'. Beliau
bertanya lagi 'Apakah engkau orang
kaya yang baik?. Ukaf menjawab
'Saya adalah orang kaya yang baik'.
Beliau menegaskan 'Engkau
termasuk temannya setan.
Seandainya engkau seorang
Nasrani, maka engkau adalah salah
seorang pendeta diantara pendeta-
pendeta mereka. Sesungguhnya
sebagian dari sunahku adalah nikah,
maka sejelek-jelek kalian adalah
yang hidup membujang. Sejelek-
jelek orang mati adalah yang mati
membujang'.'' (HR. Ahmad)
Nabi Saw. bersabda: "Wahai
segenap pemuda, barang siapa
mampu memikul beban keluarga,
maka nikahlah. Didalam riwayat lain:
Barang siapa mempunyai ongkos
kawin, maka kawinlah. Dan barang
siapa mampu memikul beban
keluarga, maka nikahlah. Karena
sesungguhnya kawin itu lebih dapat
menahan pandangan dan menjaga
kehormatan. Sedangkan barang
siapa tidak mampu, maka hendaklah
berpuasa, karena sesungguhnya
puasa itu merupakan benteng
baginya (maksudnya dapat
meredam nafsu birahi)."
Rasulullah Saw. bersabda: "Miskin,
miskin, miskin, laki-kaki yang tidak
mempunyai istri. Ditanyakan kepada
beliau 'Ya Rasulallah, bagaimana
kalau dia mempunyai banyak harta?.
Nabi Saw. menjawab, 'Meskipun dia
mempunyai banyak harta.' Nabi
Saw. Melanjutkan sabdanya, 'Miskin,
miskin, miskin seorang wanita yang
tidak mempunyai suami'.
Ditanyakan kepada beliau, 'Ya
Rasulallah, bagaimana kalau dia
mempunyai banyak harta?' Nabi
Saw. menjawab, 'Meskipun dia
mempunyai banyak harta'." Nabi
Saw. bersabda: "Barang siapa
mampu kawin, hendaklah kawin.
Kemudian jika tidak mampu kawin,
maka ia tidak tergolong umatku"
Nabi Saw. bersabda: "Apabila
seorang laki-laki menikah, maka
sesungguhnya dia telah
menyempurnakan setengah
agamanya, maka hendaklah dia
selalu bertaqwa kepada Allah dalam
menyempurnakan setengah yang
lainnya." Nabi Saw. bersabda:
"Barang siapa menikah karena
menjaga diri, maka bantuan
(pertolongan) Allah pasti datang
kepadanya." Nabi Saw. bersabda:
"Barang siapa menikah karena taat
kepada Allah, maka Allah akan
mencukupi dan memelihara
dirinya." Nabi Saw. bersabda: "Nikah
adalah sunahku. Barang siapa cinta
kepadaku, maka hendaklah
melaksanakan sunahku.
Dalam riwayat lain: Barang siapa
membenci nikah, maka dia tidak
termasuk golonganku." Nabi Saw.
bersabda: "Kawinlah kamu semua,
dan berketurunanlah, karena
sesungguhnya aku membanggakan
banyaknya jumlah kalian dihadapan
umat terdahulu kelak pada hari
kiamat." Dalam riwayat lain
dikatakan: Karena sesungguhnya
aku membanggakan jumlah kalian
atas umat-umat terdahulu kelak
pada hari kiamat, termasuk bayi
yang keguguran sekalipun." Nabi
Saw. bersabda: "Barang siapa tidak
menikah karena takut miskin, maka
dia tidak tergolong umatku. Dalam
hadits lain perawi menambahkan
kalimat: Maka oleh Allah Swt. dia
akan diserahkan kepada dua orang
malaikat, yang akan menulis
diantara kedua matanya sebagai
orang yang menyia-nyiakan
anugerah Allah Swt. dan
bergembiralah dengan rizki yang
sedikit."
Nabi Saw. bersabda: "Barang siapa
menikah karena Allah Swt. dan
menikahkan karena Allah Swt.,
maka dia berhak menyandang
sebagai wali Allah." Nabi Saw.
bersabda: "Keutamaan orang yang
berkeluarga atas orang yang
bujangan seperti halnya keutamaan
orang yang berjuang atas orang
yang berjuang atas orang yang
berdiam diri. Shalat dua rakaat yang
dilakukan oleh orang yang sudah
berkeluarga lebih baik dari pada
delapan puluh dua rakaat shalat
yang dilakukan oleh orang
bujangan."

Senin, 04 April 2011

TAWAKAL HANYA KEPADA ALLAH SWT

Tawakal adalah kesungguhan hati
dalam bersandar kepada Alloh Ta ’ala
untuk mendapatkan kemaslahatan
serta mencegah bahaya, baik
menyangkut urusan dunia maupun
akhirat. Alloh Ta ’ala berfirman yang
artinya, ”Dan barangsiapa bertaqwa
kepada Alloh, niscaya Dia akan
jadikan baginya jalan keluar dan
memberi rizqi dari arah yang tiada ia
sangka-sangka, dan barangsiapa
bertawakal kepada Alloh, maka Dia
itu cukup baginya. ” (Ath Tholaq:
2-3)Makna Bertawakal Kepada
Alloh
Banyak di antara para ulama yang
telah menjelaskan makna tawakal,
diantaranya adalah Al Allamah Al
Munawi. Beliau mengatakan,
“ Tawakal adalah menampakkan
kelemahan serta penyandaran (diri)
kepada yang ditawakali. ” (Faidhul
Qadir, 5/311). Ibnu ‘Abbas
radhiyallohu’anhuma mengatakan
bahwa tawakal bermakna percaya
sepenuhnya kepada Alloh Ta ’ala.
Imam Ahmad mengatakan,
” Tawakal berarti memutuskan
pencarian disertai keputus-asaan
terhadap makhluk. ” Al Hasan Al
Bashri pernah ditanya tentang
tawakal, maka beliau menjawab,
” Ridho kepada Alloh Ta’ala”, Ibnu
Rojab Al Hanbali mengatakan,
” Tawakal adalah bersandarnya hati
dengan sebenarnya kepada Alloh
Ta ’ala dalam memperoleh
kemashlahatan dan menolak
bahaya, baik urusan dunia maupun
akhirat secara keseluruhan. ” Al
Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani
mengatakan, ”Tawakal yaitu
memalingkan pandangan dari
berbagai sebab setelah sebab
disiapkan. ”
Mendapatkan Kebaikan dan
Menghindari Kerusakan
Ibnul Qayyim berkata, ”Tawakal
adalah faktor paling utama yang bisa
mempertahankan seseorang ketika
tidak memiliki kekuatan dari
serangan makhluk lainnya yang
menindas serta memusuhinya.
Tawakal adalah sarana yang paling
ampuh untuk menghadapi keadaan
seperti itu, karena ia telah
menjadikan Alloh sebagai
pelindungnya atau yang
memberinya kecukupan. Maka
barang siapa yang menjadikan Alloh
sebagai pelindungnya serta yang
memberinya kecukupan, maka
musuhnya itu tak akan bisa
mendatangkan bahaya
padanya. ” (Bada’i Al-Fawa’id 2/268)
Bukti yang paling baik adalah
kejadian nyata, Imam Al Bukhori
telah mencatat dalam kitab shohih
beliau, dari sahabat Ibnu Abbas
rodhiyallohu anhuma, bahwa ketika
Nabi Ibrahim dilemparkan ke
tengah-tengah api yang membara
beliau mengatakan, “Hasbunallohu
wa ni’mal wakiil.” (Cukuplah Alloh
menjadi penolong kami dan Alloh
adalah sebaik-baik pelindung).
Perkataan ini pulalah yang
diungkapkan oleh Rosululloh
Shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika
dikatakan kepada beliau,
Sesungguhnya orang-orang
musyrik telah berencana untuk
memerangimu, maka waspadalah
engkau terhadap
mereka. ” (Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dalam bab Tafsir. Lihat
Fathul Bari VIII/77)
Ibnu Abbas berkata, “Kata-kata
terakhir yang diucapkan oleh Nabi
Ibrahim ketika ia dilemparkan ke
tengah bara api adalah: ‘Cukuplah
Alloh menjadi penolong kami dan
Alloh sebaik-baik pelindung ’.” (HR.
Bukhori)
Bertawakal Kepada Alloh Adalah
Kunci Rizki
Rosululloh Shallallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sungguh,
seandainya kalian bertawakal kepada
Alloh dengan sebenar-benarnya,
niscaya kalian akan diberi rizki
sebagaimana burung-burung.
Mereka berangkat pagi-pagi dalam
keadaan lapar, dan pulang sore hari
dalam keadaan kenyang.” (HR.
Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-
Hakim)
Dalam hadits yang mulia ini
Rosululloh menjelaskan bahwa
orang yang bertawakal kepada Alloh
dengan sebenar-benarnya, pastilah
dia akan diberi rizki. Bagaimana
tidak, karena dia telah bertawakal
kepada Dzat Yang Maha Hidup yang
tidak pernah mati. Abu Hatim Ar
Razy berkata, ”Hadist ini merupakan
tonggak tawakal. Tawakal kepada
Alloh itulah faktor terbesar dalam
mencari riqzi. ” Karena itu,
barangsiapa bertawakal kepadaNya,
niscaya Alloh Subhanahu Wa Ta ’ala
akan mencukupinya. Alloh
berfirman yang artinya, “Dan
barangsiapa bertawakal kepada
Alloh, niscaya Alloh akan
mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Alloh melaksanakan
urusan (yang dikehendakiNya).
Sesungguhnya Alloh telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. ” (Ath-Thalaq: 3). Ar Rabi’
bin Khutsaim berkata mengenai ayat
tersebut, “Yaitu mencukupinya dari
segala sesuatu yang membuat
sempit manusia. ”
Tawakal Bukan Berarti Tidak
Berusaha
Mewujudkan tawakal bukan berarti
meniadakan usaha. Alloh
memerintahkan hamba-hambaNya
untuk berusaha sekaligus
bertawakal. Berusaha dengan
seluruh anggota badan dan
bertawakal dengan hati merupakan
perwujudan iman kepada Alloh
Ta ’ala.
Sebagian orang mungkin ada yang
berkata, “Jika orang yang bertawakal
kepada Alloh itu akan diberi rizki,
maka kenapa kita harus lelah,
berusaha dan mencari
penghidupan. Bukankah kita cukup
duduk-duduk dan bermalas-
malasan, lalu rizki kita datang dari
langit?” Perkataan itu sungguh
menunjukkan kebodohan orang itu
tentang hakikat tawakal. Nabi kita
yang mulia telah menyerupakan
orang yang bertawakal dan diberi
rizki itu dengan burung yang pergi
di pagi hari untuk mencari rizki dan
pulang pada sore hari, padahal
burung itu tidak memiliki sandaran
apapun, baik perdagangan,
pertanian, pabrik atau pekerjaan
tertentu. Ia keluar berbekal tawakal
kepada Alloh Yang Maha Esa sebagai
tempat bergantung.
Para ulama -semoga Alloh
membalas mereka dengan sebaik-
baik kebaikan- telah
memperingatkan masalah ini. Di
antaranya adalah Imam Ahmad,
beliau berkata: “Dalam hadits
tersebut tidak ada isyarat yang
membolehkan meninggalkan usaha,
sebaliknya justru di dalamnya ada
isyarat yang menunjukkan perlunya
mencari rizki. Jadi maksud hadits
tersebut, bahwa seandainya mereka
bertawakal kepada Alloh dalam
bepergian, kedatangan dan usaha
mereka, dan mereka mengetahui
bahwa kebaikan (rizki) itu di
TanganNya, tentu mereka tidak akan
pulang kecuali dalam keadaan
mendapatkan harta dengan selamat,
sebagaimana burung-burung
tersebut ”. (Tuhfatul Ahwadzi, 7/8)
Imam Ahmad pernah ditanya
tentang seorang laki-laki yang hanya
duduk di rumah atau di masjid
seraya berkata, “Aku tidak mau
bekerja sedikitpun, sampai rizkiku
datang sendiri ”. Maka beliau
berkomentar, “Ia adalah laki-laki
yang tidak mengenal ilmu. Sungguh
Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda, ‘Sesungguhnya
Alloh telah menjadikan rizkiku dalam
bayang-bayang tombak perangku
(baca: ghonimah )’. Dan beliau juga
bersabda, ‘Sekiranya kalian
bertawakal kepada Alloh dengan
sebenar-benarnya, niscaya Alloh
memberimu rizki sebagaimana
yang diberikanNya kepada burung-
burung. Mereka berangkat pagi-pagi
dalam keadaan lapar dan pulang
sore hari dalam keadaan
kenyang. ’ (Hasan Shohih.
HR.Tirmidzi). Selanjutnya Imam
Ahmad berkata, “Para sahabat juga
berdagang dan bekerja dengan
mengelola pohon kurmanya. Dan
mereka itulah teladan kita. ” (Fathul
Bari, 11/305-306)
Kalau kita mau merenungi maka
dapat kita katakan bahwa pengaruh
tawakal itu tampak dalam gerak dan
usaha seseorang ketika bekerja
untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Imam Abul Qasim Al-Qusyairi
mengatakan, “Ketahuilah
sesungguhnya tawakal itu letaknya
di dalam hati. Adapun gerak lahiriah
maka hal itu tidak bertentangan
dengan tawakal yang ada di dalam
hati setelah seseorang meyakini
bahwa rizki itu datangnya dari Alloh.
Jika terdapat kesulitan, maka hal itu
adalah karena takdir-Nya. Dan jika
terdapat kemudahan maka hal itu
karena kemudahan
dariNya. ” (Murqatul Mafatih, 5/157)
Diantara yang menunjukkan bahwa
tawakal kepada Alloh tidaklah berarti
meninggalkan usaha adalah sebuah
hadits. Seseorang berkata kepada
Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam,
“Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku
bertawakal ?” Nabi bersabda, “Ikatlah
kemudian bertawakallah kepada
Alloh. ” (HR. Tirmidzi dan dihasankan
Al Albani dalam Shohih Jami’ush
Shoghir). Dalam riwayat Imam Al-
Qudha ’i disebutkan bahwa Amr bin
Umayah Radhiyallohu ‘anhu berkata,
“Aku bertanya, ‘Wahai Rosululloh!!
Apakah aku ikat dahulu unta
tungganganku lalu aku bertawakal
kepada Alloh, ataukah aku lepaskan
begitu saja lalu aku bertawakal ?’,
Beliau menjawab, ‘Ikatlah untamu
lalu bertawakallah kepada
Alloh. ” (Musnad Asy-Syihab,
Qayyidha wa Tawakal, no. 633,
1/368)
Tawakal tidaklah berarti
meninggalkan usaha. Hendaknya
setiap muslim bersungguh-
sungguh dan berusaha untuk
mendapatkan penghidupan. Hanya
saja ia tidak boleh menyandarkan
diri pada kelelahan, kerja keras dan
usahanya, tetapi ia harus meyakini
bahwa segala urusan adalah milik
Alloh, dan bahwa rizki itu hanyalah
dari Dia semata.

Minggu, 03 April 2011

APAKAH ANDA MENUNDA MENIKAH KARENA MASALAH RIZKI?...

Jika ada yang meragukan anda
dalam masalah rizki maka ingat saja
firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Dan kawinkanlah orang-orang
yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak dari
hamba-hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. Jika mereka
miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya . Dan
Allah Maha luas lagi maha
mengetahui." (24:32)
Jadi apalagi yang dikhawatirkan oleh
pemuda yang beriman? Dan jika
anda hendak menikah pun yang
paling penting adalah acara akadnya,
jika hanya itu kemampuan anda
maka laksanakanlah meski sangat
sederhana.
Wallahu'alambishshawab.

HUKUM BERSETUBUH SAAT SAHUR

Hubungan seksual diharamkan pada
saat kita sedang dalam keadaan
berpuasa. Bila hal itu dilakukan di
dalam puasa Ramadhan, selain
membatalkan puasa, juga pelakunya
terkena kaffarat.
Makna kaffarat adalah denda karena
pelanggaran kesucian bulan
Ramadhan. Bentuknya ada tiga level.
Pertama, diwajibkan untuk
membebaskan budak. Kedua,
diwajibkan untuk berpuasa 2 bulan
berturut-turut. Ketiga, diwajibkan
untuk memberi makan fakir miskin
sejumlah 60 orang.
Namun bila hubungan suami-isteri
itu dilakukan di luar jam-jam
kewajiban puasa, walau beberapa
menit menjelang waktu shubuh,
atau beberapa menit setelah
masuknya waktu Maghrib,
hukumnya halal.
Karena batas waktu puasa sejak
mulai masuknya waktu Shubuh,
bukan imsak, hingga masuknya
waktu Maghrib. Sedangkan di luar
kedua waktu itu, tidak wajib puasa.
Sehingga boleh saja bila melakukan
hal-hal yang diharamkan saat
berpuasa.
Dalilnya adalah firman Allah SWT:
ﻰﻟﺇ ﺚﻓﺮﻟﺍ ﻡﺎﻴﺼﻟﺍ ﺔﻠﻴﻟ ﻢﻜﻟ ﻞﺣﺃ
ﺱﺎﺒﻟ ﻢﺘﻧﺃﻭ ﻢﻜﻟ ﺱﺎﺒﻟ ﻦﻫ ﻢﻜﺋﺂﺴﻧ
ﻥﻮﻧﺎﺘﺨﺗ ﻢﺘﻨﻛ ﻢﻜﻧﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﻋ ﻦﻬﻟ
ﻢﻜﻨﻋ ﺎﻔﻋﻭ ﻢﻜﻴﻠﻋ ﺏﺎﺘﻓ ﻢﻜﺴﻔﻧﺃ
ﺐﺘﻛ ﺎﻣ ﺍﻮﻐﺘﺑﺍﻭ ﻦﻫﻭﺮﺷﺎﺑ ﻥﻵﺎﻓ
ﻰﺘﺣ ﺍﻮﺑﺮﺷﺍﻭ ﺍﻮﻠﻛﻭ ﻢﻜﻟ ﻪﻠﻟﺍ
ﻂﻴﺨﻟﺍ ﻦﻣ ﺾﻴﺑﻷﺍ ﻂﻴﺨﻟﺍ ﻢﻜﻟ ﻦﻴﺒﺘﻳ
ﻡﺎﻴﺼﻟﺍ ﺍﻮﻤﺗﺃ ﻢﺛ ﺮﺠﻔﻟﺍ ﻦﻣ ﺩﻮﺳﻷﺍ
ﻢﺘﻧﺃﻭ ﻦﻫﻭﺮﺷﺎﺒﺗ ﻻﻭ ﻞﻴﻠﻟﺍ ﻰﻟﺇ
ﺩﻭﺪﺣ ﻚﻠﺗ ﺪﺟﺎﺴﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﻥﻮﻔﻛﺎﻋ
ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻴﺒﻳ ﻚﻟﺬﻛ ﺎﻫﻮﺑﺮﻘﺗ ﻼﻓ ﻪﻠﻟﺍ
ﻥﻮﻘﺘﻳ ﻢﻬﻠﻌﻟ ﺱﺎﻨﻠﻟ ﻪﺗﺎﻳﺁ
Dihalalkan bagi kamu pada malam
hari bulan Puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu; mereka itu adalah
pakaian bagimu, dan kamu pun
adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu
tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu
dan memberi maaf kepadamu.
Maka sekarang campurilah mereka
dan carilah apa yang telah ditetapkan
Allah untukmu, dan makan
minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam, (tetapi) janganlah
kamu campuri mereka itu, sedang
kamu beri`tikaf dalam masjid. Itulah
larangan Allah, maka janganlah
kamu mendekatinya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka
bertakwa. (QS Al-Baqarah: 187)
Masalah mandi janabah yang anda
tanyakan, sebenarnya tidak menjadi
masalah. Sebab syarat puasa itu
berbeda dengan syarat shalat. Kalau
shalat membutuhkan syarat berupa
kesucian dari hadats kecil dan hadats
besar, maka ibadah puasa justru
tidak mensyaratkan keduanya.
Sehingga boleh-boleh saja seorang
yang sedang dalam keadaan
berhadats besar (janabah) untuk
berpuasa, dengan melewati waktu
shubuh dalam keadaannya seperti
itu. Dalam kata lain, seseoran yang
belum mandi janabah lalu melewati
waktu shubuh dalam keadaan itu,
hukum puasanya tetap sah.
Tinggal yang harus dikerjakan
adalah bahwa dia tetap wajib
melakukan shalat shubuh. Dan
shalat shubuhnya mensyaratkan
kesucian dari hadats besar dan
hadats kecil sekaligus. Sebelum
waktu shubuhnya selesai, dia harus
sudah mandi janabah dan selesai
mengerjakan shalat shubuh.
Kebolehan masih melakkukan
hubungan suami-isteri di saat-saat
sahur ini juga harus dilakukan
dengan hati-hati, serta dengan
sangat memperhatikan masuknya
waktu shubuh. Sebab bila keasyikan
dan lupa waktu, lalu masih
melakukannya padahal shubuh
sudah masuk waktunya, maka
akibatnya bukan hanya puasanya
yang batal, tetapi juga terkena denda
(kaffarat) yang lumayan berat.
Karena itu pesan kami, boleh
dilakukan tapi hati-hati dan ingat
waktu.
Ingat bahwa anda melakukannya
pada waktu injury time, jadi watch
out!
Wallahu a'lam bishsawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,

Sabtu, 02 April 2011

ADAB BERSETUBUH MENURUT SYARIAT

Abu Hamid Al-Ghazali, ahli fiqih dan
tasawuf? dalam kitab Ihya'
mengenai adab bersetubuh, beliau
berkata:Miring
1. "Disunnahkan memulainya
dengan membaca
Bismillahirrahmaanir-rahiim dan
berdoa, sebagaimana Nabi saw.
mengatakan:
"Ya Allah,jauhkanlah aku dan setan
dan jauhkanlah setan dari apa yang
Engkau berikan kepadaku'."
Rasulullah saw. melanjutkan
sabdanya, "Jika mendapat
anak,maka tidak akan diganggu oleh
setan."
2. Al-Ghazali berkata, "Dalam
suasana ini (akan bersetubuh)
hendaknya didahului dengan kata-
kata manis, bermesra-mesraan dan
sebagainya; dan menutup diri
mereka dengan selimut,
jangan telanjang menyerupai
binatang. Sang suami harus
memelihara suasana dan
enyesuaikan diri, sehingga kedua
pasangan sama-sama dapat
menikmati dan merasa puas."
Berkata Al-Imam Abu Abdullah
Ibnul Qayyim dalam kitabnya
Zaadul Ma'aad Fie Haadii Khainrul
'Ibaad, mengenai sunnah Nabi saw.
dan keterangannya dalam cara
bersetubuh.
Selanjutnya Ibnul Qayyim berkata:
Tujuan utama dari jimak
(bersetubuh) itu ialah:
1. Dipeliharanya nasab (keturunan),
sehingga mencapai jumlah yang
ditetapkan menurut takdir Allah.
2. Mengeluarkan air yang dapat
mengganggu kesehatan badan jika
ditahan terus.
3. Mencapai maksud dan merasakan
kenikmatan, sebagaimana kelak di
surga.
Ditambah lagi mengenai
manfaatnya, yaitu: Menundukkan
pandangan, menahan nafsu,
enguatkan jiwa dan agar tidak
berbuat serong bagi kedua
pasangan. Nabi saw. telah
menyatakan:
"Yang aku cintai di antara duniamu
adalah wanita dan wewangian."
Selanjutnya Nabi saw. bersabda:
"Wahai para pemuda! Barangsiapa
yang mampu melaksanakan
pernikahan, maka hendaknya
menikah. Sesungguhnya hal itu
menundukkan penglihatan dan
memelihara kemaluan."
3. Kemudian Ibnul Qayyim
berkata, "Sebaiknya sebelum
bersetubuh hendaknya diajak
bersenda-gurau dan
menciumnya,sebagaimana
Rasulullah saw. melakukannya."
Ini semua menunjukkan bahwa
para ulama dalam usaha mencari
jalan baik tidak bersifat konservatif,
bahkan tidak kalah kemajuannya
daripada penemuan-penemuan atau
pendapat masa kini.
Yang dapat disimpulkan di sini
adalah bahwa sesungguhnya Islam
telah mengenal hubungan seksual
diantara kedua pasangan, suami
istri, yang telah diterangkan dalam
Al-Qur'anul Karim pada Surat Al-
Baqarah, yang ada hubungannya
dengan peraturan keluarga.
Firman Allah swt.:
"Dihalalkan bagi kamu pada
malam hari puasa, bercampur
dengan istri-istri kamu; mereka
itu adalah pakaian bagimu,dan
kamu pun adalah pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat
menahan nafsumu, karena
itu,Allah mengampuni kamu dan
memberi maaf kepadamu. Maka
sekarang campurilah mereka
dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan
makan minumlah kamu, hingga
jelas bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu
fajar.Kemudian,
sempurnakanlah puasa itu
sampai malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri
mereka itu, sedangkan kamu
beriktikaf dalam masjid. Itulah
larangan Allah, maka janganlah
kamu mendekatinya ..." (Q.s. Al-
Baqarah: 187).
Tidak ada kata yang lebih indah,
serta lebih benar, mengenai
hubungan antara suami-istri, kecuali
yang telah disebutkan, yaitu:
"Mereka itu adalah pakaian bagimu,
dan kamu pun adalah pakaian bagi
mereka." (Q.s. l-Baqarah 187).
Pada ayat lain juga diterangkan,
yaitu:
"Mereka bertanya kepadamu
tentang haid, katakanlah: Haid
itu adalah suatu kotoran. Oleh
sebab itu, hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di
waktu haid; dan janganlah
kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci maka
campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai
orang-orang yang bertobat dan
menyukai orang-orang yang
menyucikan diri.
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah
tempat kamu bercocok tanam,
maka datangilah tanah tempat
bercocok tanammu itu dengan cara
bagaimana saja kamu kehendaki.
Dan kerjakanlah
(amal yang baik) untuk dirimu, dan
takwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemuiNya. Dan berilah kabar
gembira bagi orang-orang yang
beriman." (Q.s.
Al-Baqarah: 222-223).
Maka, semua hadis yang
menafsirkan bahwa dijauhinya yang
disebut pada ayat di atas, hanya
masalah persetubuhan saja.Selain
itu, apa saja yang dapat dilakukan,
tidak dilarang.
Pada ayat di atas disebutkan:
"Maka, datangilah tanah tempat
bercocok tanammu dengan cara
bagaimanapun kamu
kehendaki." (Q.s. Al-Baqarah:
223).
Tidak ada suatu perhatian yang
melebihi daripada disebutnya
masalah dan undang-undang atau
peraturannya dalam Al-Qur'anul
Karim secara langsung,
sebagaimana diterangkan di atas.

TATA CARA NIKAH MENURUT SYARIAT ISLAM

Islam telah memberikan
konsep yang jelas
tentang tata cara
perkawinan
berlandaskan Al-Qur ’an
dan Sunnah yang Shahih
(sesuai dengan
pemahaman para Salafus
Shalih -peny), secara
singkat penulis sebutkan
dan jelaskan seperlunya :
1. Khitbah (Peminangan)
Seorang muslim yang
akan mengawini seorang
muslimah hendaknya ia
meminang terlebih
dahulu, karena
dimungkinkan ia sedang
dipinang oleh orang lain,
dalam hal ini Islam
melarang seorang
muslim meminang wanita
yang sedang dipinang
oleh orang lain
(Muttafaq ‘alaihi). Dalam
khitbah disunnahkan
melihat wajah yang akan
dipinang (Hadits Shahih
Riwayat Ahmad, Abu
Dawud, Tirmidzi No. 1093
dan Darimi).
2. Aqad Nikah
Dalam aqad nikah ada
beberapa syarat dan
kewajiban yang harus
dipenuhi :
a. Adanya suka sama
suka dari kedua calon
mempelai.
b. Adanya Ijab Qabul.
c. Adanya Mahar.
d. Adanya Wali.
e. Adanya Saksi-saksi.
Dan menurut sunnah
sebelum aqad nikah
diadakan khutbah
terlebih dahulu yang
dinamakan Khutbatun
Nikah atau Khutbatul
Hajat.
3. Walimah
Walimatul ‘urusy
hukumnya wajib dan
diusahakan sesederhana
mungkin dan dalam
walimah hendaknya
diundang orang-orang
miskin. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda tentang
mengundang orang-
orang kaya saja berarti
makanan itu sejelek-
jelek makanan.
Sabda Nabi shallallahu
‘ alaihi wa sallam.
“Artinya : Makanan
paling buruk adalah
makanan dalam walimah
yang hanya mengundang
orang-orang kaya saja
untuk makan, sedangkan
orang-orang miskin tidak
diundang. Barangsiapa
yang tidak menghadiri
undangan walimah, maka
ia durhaka kepada Allah
dan Rasul-Nya ”. (Hadits
Shahih Riwayat Muslim
4:154 dan Baihaqi 7:262
dari Abu Hurairah).
Sebagai catatan penting
hendaknya yang
diundang itu orang-orang
shalih, baik kaya maupun
miskin, karena ada sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam :
“Artinya : Janganlah
kamu bergaul melainkan
dengan orang-orang
mukmin dan jangan
makan makananmu
melainkan orang-orang
yang taqwa ”. (Hadist
Shahih Riwayat Abu
Dawud, Tirmidzi, Hakim
4:128 dan Ahmad 3:38
dari Abu Sa ’id Al-Khudri).
SEBAGIAN
PENYELEWENGAN YANG
TERJADI DALAM
PERKAWINAN YANG
WAJIB DIHINDARKAN/
DIHILANGKAN 1. Pacaran
Kebanyakan orang
sebelum melangsungkan
perkawinan biasanya
“ Berpacaran” terlebih
dahulu, hal ini biasanya
dianggap sebagai masa
perkenalan individu, atau
masa penjajakan atau
dianggap sebagai
perwujudan rasa cinta
kasih terhadap lawan
jenisnya.
Adanya anggapan seperti
ini, kemudian melahirkan
konsesus bersama antar
berbagai pihak untuk
menganggap masa
berpacaran sebagai
sesuatu yang lumrah dan
wajar-wajar saja.
Anggapan seperti ini
adalah anggapan yang
salah dan keliru. Dalam
berpacaran sudah pasti
tidak bisa dihindarkan
dari berintim-intim dua
insan yang berlainan
jenis, terjadi pandang
memandang dan terjadi
sentuh menyentuh, yang
sudah jelas semuanya
haram hukumnya
menurut syari’at Islam.
Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam
bersabda :
“Artinya : Jangan sekali-
kali seorang laki-laki
bersendirian dengan
seorang perempuan,
melainkan si perempuan
itu bersama
mahramnya ”. (Hadits
Shahih Riwayat Ahmad,
Bukhari dan Muslim).
Jadi dalam Islam tidak
ada kesempatan untuk
berpacaran dan
berpacaran hukumnya
haram. 2. Tukar Cincin
Dalam peminangan
biasanya ada tukar cincin
sebagai tanda ikatan, hal
ini bukan dari ajaran
Islam. (Lihat Adabuz-
Zafat, Nashiruddin Al-
Bani)
3. Menuntut Mahar Yang
Tinggi
Menurut Islam sebaik-
baik mahar adalah yang
murah dan mudah, tidak
mempersulit atau mahal.
Memang mahar itu hak
wanita, tetapi Islam
menyarankan agar
mempermudah dan
melarang menuntut
mahar yang tinggi.
Adapun cerita teguran
seorang wanita terhadap
Umar bin Khattab yang
membatasi mahar
wanita, adalah cerita
yang salah karena
riwayat itu sangat
lemah. (Lihat Irwa ’ul
Ghalil 6, hal. 347-348).
4. Mengikuti Upacara
Adat
Ajaran dan peraturan
Islam harus lebih tinggi
dari segalanya. Setiap
acara, upacara dan adat
istiadat yang
bertentangan dengan
Islam, maka wajib untuk
dihilangkan. Umumnya
umat Islam dalam cara
perkawinan selalu
meninggikan dan
menyanjung adat istiadat
setempat, sehingga
sunnah-sunnah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang benar dan
shahih telah mereka
matikan dan padamkan.
Sungguh sangat ironis…!.
Kepada mereka yang
masih menuhankan adat
istiadat jahiliyah dan
melecehkan konsep
Islam, berarti mereka
belum yakin kepada
Islam.
Allah Subhanahu wa
Ta ’ala berfirman :
“Artinya : Apakah hukum
jahiliyah yang mereka
kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang
yakin ?”. (Al-Maaidah :
50).
Orang-orang yang
mencari konsep,
peraturan, dan tata cara
selain Islam, maka
semuanya tidak akan
diterima oleh Allah dan
kelak di Akhirat mereka
akan menjadi orang-
orang yang merugi,
sebagaimana firman
Allah Ta ’ala :
“Artinya : Barangsiapa
yang mencari agama
selain agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama
itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi”.
(Ali-Imran : 85).
5. Mengucapkan Ucapan
Selamat Ala Kaum
Jahiliyah
Kaum jahiliyah selalu
menggunakan kata-kata
Birafa’ Wal Banin, ketika
mengucapkan selamat
kepada kedua mempelai.
Ucapan Birafa ’ Wal Banin
(=semoga mempelai
murah rezeki dan banyak
anak) dilarang oleh
Islam.Dari Al-Hasan,
bahwa ‘Aqil bin Abi
Thalib nikah dengan
seorang wanita dari
Jasyam. Para tamu
mengucapkan selamat
dengan ucapan jahiliyah :
Birafa’ Wal Banin. ‘Aqil
bin Abi Thalib melarang
mereka seraya berkata :
“ Janganlah kalian
ucapkan demikian !.
Karena Rasulullah
shallallhu ‘alaihi wa
sallam melarang ucapan
demikian ”. Para tamu
bertanya :”Lalu apa yang
harus kami ucapkan,
wahai Abu Zaid ?”.
‘Aqil menjelaskan :
“Ucapkanlah :
Barakallahu lakum wa
Baraka ‘Alaiykum” (=
Mudah-mudahan Allah
memberi kalian
keberkahan dan
melimpahkan atas kalian
keberkahan).
Demikianlah ucapan
yang diperintahkan
Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam”.
(Hadits Shahih Riwayat
Ibnu Abi Syaibah, Darimi
2:134, Nasa ’i, Ibnu Majah,
Ahmad 3:451, dan lain-
lain).
Do’a yang biasa
Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam
ucapkan kepada seorang
mempelai ialah :
“Baarakallahu laka wa
baarakaa ‘alaiyka wa
jama’a baiynakumaa fii
khoir”
Do’a ini berdasarkan
hadits shahih yang
diriwayatkan dari Abu
Hurairah:
‘Artinya : Dari Abu
hurairah, bahwasanya
Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika
mengucapkan selamat
kepada seorang
mempelai, beliau
mengucapkan do ’a :
(Baarakallahu laka
wabaraka ‘alaiyka wa
jama’a baiynakuma fii
khoir) = Mudah-mudahan
Allah memberimu
keberkahan, Mudah-
mudahan Allah
mencurahkan
keberkahan atasmu dan
mudah-mudahan Dia
mempersatukan kamu
berdua dalam kebaikan”.
(Hadits Shahih Riwayat
Ahmad 2:38, Tirmidzi,
Darimi 2:134, Hakim
2:183, Ibnu Majah dan
Baihaqi 7:148).
6. Adanya Ikhtilath
Ikhtilath adalah
bercampurnya laki-laki
dan wanita hingga
terjadi pandang
memandang, sentuh
menyentuh, jabat tangan
antara laki-laki dan
wanita. Menurut Islam
antara mempelai laki-
laki dan wanita harus
dipisah, sehingga apa
yang kita sebutkan di
atas dapat dihindari
semuanya. 7.
Pelanggaran Lain
Pelanggaran-
pelanggaran lain yang
sering dilakukan di
antaranya adalah musik
yang hingar bingar.
KHATIMAH
Rumah tangga yang ideal
menurut ajaran Islam
adalah rumah tangga
yang diliputi Sakinah
(ketentraman jiwa),
Mawaddah (rasa cinta)
dan Rahmah (kasih
sayang), Allah
berfirman :
“Artinya : Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-
Nya ialah Dia
menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu
hidup tentram
bersamanya. Dan Dia
(juga) telah menjadikan
diantaramu (suami, istri)
rasa cinta dan kasih
sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu
benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir ”. (Ar-
Ruum : 21).
Dalam rumah tangga
yang Islami, seorang
suami dan istri harus
saling memahami
kekurangan dan
kelebihannya, serta
harus tahu pula hak dan
kewajibannya serta
memahami tugas dan
fungsinya
masing-masing yang
harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung
jawab.Sehingga upaya
untuk mewujudkan
perkawinan dan rumah
tangga yang mendapat
keridla ’an Allah dapat
terealisir, akan tetapi
mengingat kondisi
manusia yang tidak bisa
lepas dari kelemahan
dan kekurangan,
sementara ujian dan
cobaan selalu mengiringi
kehidupan manusia,
maka tidak jarang
pasangan yang sedianya
hidup tenang, tentram
dan bahagia mendadak
dilanda “kemelut”
perselisihan dan
percekcokan.
Bila sudah diupayakan
untuk damai
sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-
Qur ’an surat An-Nisaa :
34-35, tetapi masih juga
gagal, maka Islam
memberikan jalan
terakhir, yaitu
“ perceraian”.
Marilah kita berupaya
untuk melakasanakan
perkawinan secara Islam
dan membina rumah
tangga yang Islami, serta
kita wajib meninggalkan
aturan, tata cara,
upacara dan adat
istiadat yang
bertentangan dengan
Islam.
Ajaran Islam-lah satu-
satunya ajaran yang
benar dan diridlai oleh
Allah Subhanahu wa
Ta ’ala (Ali-Imran : 19).
“Artinya : Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada
kami istri-istri dan
keturunan yang
menyejukkan hati kami,
dan jadikanlah kami
Imam bagi orang-orang
yang bertaqwa”. (Al-
Furqaan : 74)
Amiin. Wallahu a’alam
bish shawab.